SURABAYA, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyebut rasio tracing atau penelusuran pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Surabaya masih rendah.
Rasio tracing pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Surabaya sebanyak 2,8. Artinya, setiap satu pasien positif Covid-19 yang ditemukan, tracing dilakukan kepada tiga orang yang kontak dengan pasien itu.
Baca juga: Khofifah: Pak Presiden, Kami Sempat Bahagia Tingkat Penularan Covid-19 Jatim 0,86 Persen, tapi...
Rasio tracing itu masih lebih rendah dibandingkan Kabupaten Sidoarjo yang memiliki kasus positif Covid-19 lebih sedikit dari Surabaya.
Kabupaten Sidoarjo memiliki angka rasio tracing sebesar 3,5. Artinya, setiap satu pasien positif Covid-19 tracing dilakukan maksimal kepada empat orang.
"Intervensi tracing seharusnya lebih maksimal dilakukan sebagai ikhtiar untuk menekan angka kasus Covid-19 di Jawa Timur," kata Khofifah saat paparan dalam pertemuan dengan Menkopolhukam, Menkes, dan Kepala BNPB di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Rabu (24/6/2020).
Di sisi lain, kata Khofifah, attack rate atau serangan Covid-19 di Surabaya tinggi, mencapai 189 per 100 ribu jumlah penduduk.
Sementara attack rate Jawa Timur sebanyak 25 per 100 ribu. Sedangkan attack rate nasional sebesar 179 per 100 ribu penduduk.
Baca juga: Covid-19 di Jatim Tembus 10.092 Kasus, Waspada Attack Rate Surabaya Meningkat
Hingga Rabu, jumlah kasus Covid-19 di Surabaya mencapai 4.962 kasus, dengan angka kematian mencapai 369 kasus.
Sementara total di Jawa Timur mencapai 10.282 kasus.
"Hampir separuh kasus Covid-19 Jatim ada di Surabaya," jelas Khofifah.
Khofifah mengatakan, penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Surabaya Raya sempat menekan tingkat penularan Covid-19 menjadi di bawah 1.
Baca juga: Jokowi Minta Pangkogabwilhan II Tangani RS Darurat Covid-19 di Surabaya
Rata-rata, angka tingkat penularan itu bertahan di Kota Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo, selama enam hari.
"Namun hanya berlangsung selama enam hari yakni pada 20 sampai 26 Mei, setelah itu kembali naik akibat rendahnya tingkat kepatuhan masyarakat," jelas Khofifah.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan