Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Positif Covid-19 di Jatim Bertambah 502 Kasus, Tertinggi di Indonesia

Kompas.com - 22/05/2020, 07:50 WIB
Achmad Faizal,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Jumlah kasus positif Covid-19 di Jawa Timur bertambah 502 kasus, Kamis (21/5/2020).

Dengan tambahan 502 kasus itu, total kasus Covid-19 di Jawa Timur mencapai 2.942 kasus. Dari jumlah itu, 1,280 pasien dirawat di rumah sakit rujukan.

"Malam ini terkonfirmasi tambahan 502 kasus. Ini tertinggi sejak Maret," kata Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Kamis.

Baca juga: UPDATE Covid-19 di Jatim, DIY, Bali, NTT, NTB, Kalbar, Kalsel 21 Mei 2020

Dari 502 kasus, ada 451 kasus di antaranya yang diketahui daerah asalnya.

Sebanyak 451 kasus tambahan yang terdata, yaitu 311 kasus dari Surabaya, 57 dari Sidoarjo, 31 dari Kabupaten Probolinggo, 27 dari Gresik, 4 dari Nganjuk, 3 dari Kota Malang, 2 kasus masing-masing dari Kota Pasuruan, Kota Batu, Kabupaten Mojokerto, Lamongan, Bangkalan, dan Bojonegoro.

Baca juga: Tekan Klaster Covid-19 dari Pasar Tradisional, Jatim Berlakukan Sistem Ganjil Genap

Sementara satu kasus masing-masing dari Tuban, Kabupaten Malang, Magetan, Kota Probolinggo, Kabupaten Kediri, dan Kota Blitar.

Khofifah menyebut data tambahan kasus Covid-19 tersebut membingungkan, karena ada pasien yang tidak diakui oleh daerah.

"Datanya cukup njelimet. Pasien rumahnya di kota A, tapi tinggalnya di kota B. Kota A tidak mengakui dan kota B juga tidak mengakui, dan ini sering terjadi," ujar Khofifah.

Sementara pasien sembuh bertambah menjadi 413 orang, pasien meninggal dunia 258 orang, Pasien Dalam Pengawasan (PDP) 5.267 orang, dan Orang Dalam Pantauan (ODP) 23.271 orang.

Ketua Rumpun Tracing, Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Jawa Timur Kohar Hari Santoso menjelaskan, pertambahan kasus tidak ditemukan dalam satu atau dua hari, tetapi akumulasi dari kasus-kasus sebelumnya yang baru diketahui detil identitas pasiennya.

"Penambahan yang cukup banyak itu selain dari klaster-klaster yang sebelumnya sudah ada, juga berasal dari pusat penularan baru seperti dari pemudik yang baru datang dan tenaga kesehatan," jelas Kohar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com