SURABAYA, KOMPAS.com - Pemprov Jawa Timur sedang menyiapkan penataan pasar tradisional berbasis ganjil genap.
Pola ini untuk menekan klaster penyebaran Covid-19 yang banyak ditemukan di pasar tradisional.
Kepala Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur, Drajat Irawan mengatakan, pola ganjil genap yang dimaksud bukan semua pedagang di pasar tradisional lalu diberi nomor ganjil dan genap untuk mengatur operasional.
Ganjil genap yang dimaksud menurut Drajat berdasarkan pengelompokan komoditas.
Baca juga: Bayi Berusia 3 Bulan Kembali Terinfeksi Corona Setelah Ibunya Positif
"Di suatu pasar misalkan ada penjual ayam. Penjual ayam itu lalu diberi nomor pastinya ada yang ganjil dan genap, lalu pedagang sayur, pedagang beras dan seterusnya," kata Drajat, saat dikonfirmasi, Rabu (20/5/2020).
Konsep pasar ganjil genap menurutnya mereplikasi pola pengoperasian pasar di Kota Malang.
Dalam penerapannya, pedagang tidak setiap hari membuka dagangannya di pasar.
"Kalau hari ini tanggal ganjil yang buka nomor ganjil, kalau besok tanggal genap, besok yang buka nomor genap," ujar dia.
Pola pasar ganjil genap akan mengurangi kerumunan orang di pasar tradisional, tentunya dengan tetap menerapkan protokol kesehatan seperti mengenakan masker dan membasuh tangan dengan sabun saat masuk dan keluar dari pasar.