SURABAYA, KOMPAS.com - Sejumlah warga Surabaya yang telah meninggal disebut masuk dalam daftar penerima bantuan sosial (bansos) berupa sembako dan bantuan langsung tunai (BTL) dari pemerintah selama pandemi virus corona baru atau Covid-19.
"Kemarin (7/5/2020), saya dapat pengaduan dari ketua RW di Kecamatan Simokerto bahwa ada 15 nama warga di RW-nya yang sudah meninggal dunia namun nama masih masuk penerima bansos," kata Wakil Ketua DPRD Surabaya Reni Astuti di Surabaya seperti dikutip dari Antara, Jumat.
Padahal, lanjut dia, pihak RW setempat sudah melaporkan pembaharuan data warga yang meninggal ke Pemkot Surabaya pada Februari 2020.
Tapi nama warga yang meninggal itu masih muncul di daftar masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sebagai penerima bansos.
"Hari ini, Ketua RW itu saya minta ke DPRD Surabaya dengan membawa bukti-bukti data," ujarnya.
Baca juga: 10 Hari Penerapan PSBB Surabaya Belum Berhasil Tekan Kasus Positif Corona
Reni meminta Pemkot Surabaya memperbarui data penerima bansos. Ia tak ingin penyaluran bansos tak tepat sasaran.
Hal senada juga disampaikan Sekretaris Komisi D Bidang Kesra DPRD Surabaya Akmarawita Kadir.
Akmawarita meminta Pemkot Surabaya lebih fokus saat mendata penerima bansos.
"Banyak laporan warga yang tidak mendapatkan sembako padahal masuk dalam MBR," katanya.
Menurutnya, pendataan masyarakat yang baru memasuki kategori MBR lebih peting dilakukan. Karena, banyak masyarakat yang jatuh miskin karena pandemi corona.
Warga luar Surabaya yang mengalami hal sama juga perlu didata untuk mendapatkan bansos.