Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Bayi yang Derita Hydrocephalus dan Ibunya Dievakuasi ke Rusun

Kompas.com - 10/12/2019, 06:21 WIB
Achmad Faizal,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Sejak Selasa (3/12/2019) pekan lalu, Muhammad Pandu Firmansyah, bayi enam bulan pengidap hydrocephalus tinggal di Rumah Susun (Rusun) Gunungsari Surabaya bersama Dina Oktavia, ibunya.

Rusun Gunungsari Surabaya adalah rumah susun yang dikelola Pemprov Jawa Timur.

Pandu sengaja dievakuasi dari rumah ibunya di Jalan Jojoran, Surabaya, agar tinggal di tempat yang layak huni dan memiliki lingkungan yang sehat.

Selama ini, Pandu disebut tinggal di rumah tidak layak huni, di pemukiman padat penduduk di tengah Kota Surabaya.

Baca juga: Bayi yang Derita Hydrocephalus Akan Jalan Rekonstruksi Wajah Secara Bertahap di RSUD dr Soetomo

 

"Kami pindah agar hidup di pemukiman yang lebih layak dan sehat," kata Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Senin (9/12/2019).

Di rusun tersebut, Pandu dan orangtuanya tidak perlu membayar sewa. "Sewa rusunnya kami gratiskan sampai orangtua Pandu bisa benar-benar mandiri," kata Khofifah.

Pandu bersama orangtuanya ditempatkan di lantai dasar I nomor 12.

Kamar yang memang dikhususkan bagi lansia dan difabel tersebut telah dilengkapi dengan sejumlah perabotan rumah seperti tempat tidur, lemari, dan peralatan dapur.

"Lantai dasar ini sengaja dipilih untuk memudahkan jika sewaktu-waktu bayi Pandu membutuhkan layanan tertentu," terang Khofifah.

Sesuai dengan yang tertulis di rekam medik, Pandu diagnosa mengidap penyakit 'facial cleft tessier hydrocephalus myelomeningocele'.

Selain mengidap 'hydrocypalus', Pandu juga mengalami kerusakan pada wajahnya, khususnya di bagian bibir, hidung dan kedua matanya.

Baca juga: Kisah Pilu Dina, Ditinggal Suami Saat Anak Derita Hydrocephalus hingga Diberi Motivasi Arumi Bachsin

Dina, ibu Pandu, mengatakan, sebagaimana yang disampaikan dokter kepadanya, anak pertamanya itu terserang virus yang diakibatkan gigitan tikus.

"Saat hamil 5 bulan, saya memang pernah 2 kali digigit tikus saat tinggal di kawasan Jojoran Surabaya," terang dia.

Pandu dilahirkan pada 8 Juni 2019 melalui operasi sesar di RSU dr Soetomo Surabaya.

Hingga saat ini, Pandu masih harus rutin kontrol ke RSU dr Soetomo. Dokter, kata dia, akan melakukan rencana operasi tahap lanjutan pada 1 sampai 2 mendatang. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com