Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditinggal Suami, Dina Berjuang Sendiri Menghidupi Bayinya yang Derita Hydrocephalus

Kompas.com - 07/12/2019, 11:47 WIB
Achmad Faizal,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Muhammad Pandu Firmansyah sedang tertidur pulas digendong Titin Sri Puji Astuti, neneknya, di kediaman mereka di rumah susun Gunungsari Surabaya, Jumat (6/12/2019) siang,

Bayi laki-laki yang belum genap berusia 6 bulan itu baru saja diberi minum susu formula oleh Dina Oktavia, ibunya.

Sejak lahir, Pandu memang tidak bisa meminum ASI. Bentuk wajahnya tidak utuh layaknya bayi-bayi lainnya. Kepalanya membesar dan mengeluarkan cairan.

Sambil sesekali mencium kepala bayinya, ibu muda berusia 21 tahun itu terlihat tegar.

"Ini pemberian Tuhan, ya harus disyukuri," kata Dina.

Baca juga: Derita Hydrocephalus, Bocah Hadiah Hanya Berbaring Sepanjang Hidupnya

Sesuai dengan yang tertulis di rekam medik, Pandu didiagnosis mengidap penyakit facial cleft tessier hydrocephalus Myelomeningocele atau yang biasa dikenal dengan hydrocephalus.

Selain mengidap hydrocephalus, Pandu juga mengalami kerusakan pada wajahnya, khususnya di bagian bibir, hidung, dan kedua matanya.

Kata Dina, sebagaimana yang disampaikan dokter kepadanya, anak pertamanya itu terserang virus yang diakibatkan gigitan tikus.

"Saat hamil 5 bulan, saya memang pernah dua kali digigit tikus saat tinggal di kawasan Jojoran Surabaya," ujar dia.

Pandu dilahirkan pada 8 Juni 2019 melalui operasi caesar di RSU dr Soetomo Surabaya. Hingga saat ini, Pandu masih harus rutin kontrol ke RSU dr Soetomo.

Dokter, kata dia akan melakukan rencana operasi tahap I dalam waktu deka.

"Alhamdulillah, pengobatannya oleh pemerintah melalui BPJS," ujar Dina.

Sejak beberapa hari terakhir, Dina dan puteranya menghuni salah satu ruang di rumah susun Gunungsari Surabaya.

Pemprov Jawa Timur memfasilitasinya untuk pindah dari rumahnya yang ada di kawasan Jojoran Surabaya yang dinilai tidak layak untuk dihuni.

Sebulan terakhir, Dina merasa lebih berat mengurus Pandu, karena suaminya pergi entah kemana.

Bahkan saat Pandu masuk ICU di RSU dr Soetomo, suaminya tidak kunjung datang mendampingi.

"Ada masalah pribadi dengan saya, tapi kenapa kok sampai anaknya ditinggal," ujar dia.

Baca juga: Derita Hydrocephalus, Bocah Hadiah Hanya Berbaring Sepanjang Hidupnya

Dengan ibu dan saudaranya, selama ini Dina hidup dengan keterbatasan.

"Untuk menyukupi kebutuhan ekonomi, saya berjualan puding susu kemasan. Lumayan bisa membantu, langganannya juga sudah banyak. Tapi sekarang belum bisa berjualan karena masih sibuk mengurus Pandu," kata Dina menutup perbincangan dengan Kompas.com.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com