Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Risma Angkat Bicara Soal Semburan Lumpur di Surabaya, Sebut Warisan Kolonial

Kompas.com - 08/10/2019, 19:44 WIB
Ghinan Salman,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini atau Risma menyebut semburan lumpur minyak sebelumnya pernah terjadi di Kota Pahlawan.

Namun, pada kejadian sebelumnya, semburan lumpur minyak itu hanya berlangsung selama sepuluh hari.

Sementara itu, semburan lumpur minyak yang terjadi di rumah warga, tepatnya Perumahan Kutisari Indah III, Surabaya, sudah berlangsung kurang lebih 15 hari, yakni sejak Senin (23/9/2019) lalu.

"Hasil kajian dari tim geologi, lokasi semburan (di Kutisari) merupakan bekas sumur pengeboran minyak dan gas zaman (kolonial) Belanda. Di Surabaya itu banyak, Wonokromo itu penuh," kata Risma di kediamannya, Selasa (8/10/2019).

Baca juga: Tim ESDM Tinjau Semburan Lumpur di Surabaya, Temukan Rembesan Minyak

Ia mengaku akan terus memantau perkembangan semburan lumpur minyak di Perumahan Kutisari Indah tersebut.

"Nanti kita lihat, kenapa kok (semburan minyak) itu terus keluar. Nanti kita lihat perkembangannya," ujar Risma.

Meski demikian, Risma tidak mau tergesa-gesa dengan mengundang tim dari Kementerian ESDM untuk menyelesaikan masalah tersebut.

"Kita tunggu nanti, lihat perkembangannya dulu. Minyaknya juga mulai berkurang," kata Risma.

Ia menyebut, permukaan tanah di Surabaya memang terdapat banyak minyak. Karena itu, tanaman di Surabaya susah untuk bertumbuh daripada daerah-daerah lain.

Baca juga: Gelar Tumpengan, Warga Sekitar Semburan Minyak Surabaya Berharap Bencana Lapindo Tidak Terulang

Untuk mempercepat pertumbuhan tanaman, Risma mengaku sering menggunakan pupuk hingga vitamin.

"Kalau di daerah lain ditanam langsung bisa tumbuh. Karena di Surabaya ini bawahnya (tanah) macam-macam, ada minyak salah satunya," imbuh dia.

Cari pusat semburan lumpur minyak

Semburan lumpur bercampur minyak di halaman rumah warga di SurabayaKOMPAS.COM/A. FAIZAL Semburan lumpur bercampur minyak di halaman rumah warga di Surabaya
Badan Geologi Nasional Kementerian ESDM meninjau langsung serta melakukan pemantauan terhadap adanya semburan minyak di Perumahan Kutisari Indah Utara III, Surabaya, Jawa Timur, selama dua hari terakhir.

Pemantauan yang dilakukan, salah satunya menggunakan alat georadar atau penyelidikan radar tanah.

Peneliti Sumber Daya Migas Badan Geologi Nasional Kementerian ESDM, Bambang Sugiarto menjelaskan, penggunaan georadar bertujuan untuk mengetahui karakteristik maupun indikasi serta sebaran minyak di kawasan Perumahan Kutidari Indah Utara tersebut.

Baca juga: Perusahaan Diminta Tangani Semburan Gas dan Lumpur Setinggi 7 Meter di Aceh

"Hasil informasi yang didapat serta pengamatan di lapangan, terdapat rembesan minyak di selokan Jalan Kutisari Indah Utara II," kata Bambang, Jumat (4/10/2019).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com