Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanggapi Rencana Menhub Bangun KA Bandara Surabaya, Risma Sebut Terlambat

Kompas.com - 07/10/2019, 18:20 WIB
Ghinan Salman,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Rencana Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi membangun Kereta Api (KA) Bandara Railink di Surabaya, Jawa Timur, direspon oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.

Risma menyebut, pembangunan KA Bandara tersebut terlambat apabila baru direncanakan saat ini.

Terlebih lagi, menurut Risma, saat ini sudah ada banyak moda transportasi yang bisa digunakan untuk menuju Bandara Juanda.

"Bus umum dan tol sudah ada. Dari Ahmad Yani bisa, dari MERR bisa, dari tol juga bisa dan mudah sekali. Jadi sebetulnya (rencana membangun KA Bandara) sudah agak telat," kata Risma di rumah dinas Wali Kota, Senin (7/10/2019).

Baca juga: Bersyukur Bupati Ditangkap KPK, Warga Potong Kambing di Halaman Pemda

Risma sendri mengaku sudah berkali-kali menyampaikan tentang pentingnya kereta api untuk menjadi penghubung dan konektivitas pusat-pusat perekonomian di Surabaya.

Namun, usulan tersebut tidak mendapatkan tanggapan berarti.

Rencana Risma untuk membangun transportasi berbasis rel pun tidak terlaksana.

"Dari dulu aku sudah sampaikan, saat itu semua di sana (pusat) tidak mendengarkan. Padahal Surabaya ini kota (terbesar) kedua," ujar Risma.

Risma mengklaim, sampai saat ini pertumbuhan ekonomi di Kota Surabaya paling konsisten dan tidak terpengaruh dengan berbagai kondisi yang terjadi di Tanah Air.

"Kalau tidak percaya, coba hambat kapal-kapal ke kawasan Indonesia Timur, pasti perkembangan (ekonomi) di sana akan terhambat," kata Risma.

Menurut Risma, pihaknya pernah mengusulkan untuk membangun kereta barang jurusan Jakarta-Surabaya.

Dengan cara itu, ongkos yang digunakan bisa ditekan dan mengurangi biaya distribusi.

Sebab, Risma menilai, transportasi kereta api merupakan angkutan yang paling murah ketimbang moda transportasi lainnya.

"Itu sudah saya jelaskan tapi semua tidak percaya. Padahal implikasinya ke konsumen harga barang bisa lebih murah dan bisa bersaing dengan negara lain atau kota lain," ujar Risma.

Baca juga: Sumur Ajaib di Cianjur Ini Tak Pernah Kering meski Kemarau, Ini Sebabnya

Sebelumnya, Menhub Budi Karya Sumadi menyebutkan, Kereta Api (KA) Bandara Railink juga akan dibangun di sejumlah kota lain, salah satunya Surabaya.

Kehadiran fasilitas ini dinilai sudah perlu, mengingat tingginya mobilitas masyarakat dari dan menuju ke bandara.

"KA Bandara mungkin yang harus kita pikirkan itu Surabaya, karena Surabaya itu kota yang penduduknya banyak dan bandaranya juga besar," kata Budi Karya di Stasiun Manggarai, Jakarta, Sabtu (5/10/2019).

Budi menyebutkan, selain Surabaya masih ada tiga kota lain yang dirasakan perlu dan membutuhkan kehadiran KA Bandara, yakni Bali (Bandara I Gusti Ngurah Rai), Majalengka ( Bandara Kertajati), dan Makassar (Bandara Sultan Hasanuddin).

Hadirnya KA Bandara disebut akan menjadi penghubung atau konektivitas dengan fasilitas transportasi bagi masyarakat, terutama bandar udara.

Baca juga: Susahnya Korban Gempa di Seram Barat, Sakit-sakitan, Tidur Beralaskan Tanah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com