Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkot Surabaya Kembangkan Transportasi Sungai sebagai Alternatif Kemacetan

Kompas.com - 11/09/2019, 17:25 WIB
Ghinan Salman,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Surabaya berencana mengembangkan transportasi air di Kota Pahlawan tersebut.

Dinas Perhubungan Kota Surabaya sedang mengkaji untuk mengembalikan kembali fungsi sungai sebagai sarana transportasi umum.

Menurut Kepala Dishub Kota Surabaya Irvan Wahyudrajad, Surabaya perlu moda angkutan alternatif lantaran pelebaran jalan saat ini sulit dilakukan.

"Kita sudah mengkaji untuk mengembalikan sungai Surabaya. Dulu kan sudah berkembang untuk angkutan sungainya dan kegiatan perdagangan dulu kan di situ," kata Irvan kepada Kompas.com, Rabu (11/9/2019).

Baca juga: Belum Punya Izin Edar, Pabrik Jajanan Anak di Surabaya Disegel Polisi

Irvan mengatakan, Pemkot Surabaya sudah mengkaji bersama Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya untuk memetakan berapa sungai yang potensial untuk dikembangkan menjadi transportasi orang maupun barang di sungai.

"Kajian ini untuk transportasi ya, kalau untuk pariwisata sudah ada. Sekarang ini untuk transportasi atau angkutan," ucap Irvan.

Ia menyampaikan, hasil kajian sementara telah dipetakan bahwa ada empat sungai yang potensial dijadikan transportasi umum, yakni Sungai Kalimas, Jagir, Greges, dan Branjangan.

Menurut Irvan, setiap sungai memiliki lebar dan kedalaman yang bervariasi. Namun, total panjang sungai lebih kurang 45 kilometer.

"Itu bisa kita pilah-pilah mana yang untuk transportasi barang/logistik, mana yang untuk transportasi orang, mana yang bisa juga untuk multimoda, yaitu angkutan orang dan sekaligus barang, sepeda motor, dan lain-lain," tutur Irvan.

Dengan demikian, kata Irvan, ke depan masyarakat memiliki alternatif untuk menggunakan angkutan umum.

Di sisi lain, kebijakan tersebut juga dinilai mampu mengatasi kemacetan.

"Angkutan sungai ini akan kami sinergikan juga dengan Suroboyo Bus, sehingga bisa terkoneksi. Sehingga orang mau pergi ke mana pun ada alternatif," kata Irvan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com