Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Jarwo Susanto: Dulu Tolak Penutupan Dolly, Kini Sukses Jadi Pengusaha Tempe

Kompas.com - 19/06/2019, 07:30 WIB
Ghinan Salman,
Farid Assifa

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com — Kawasan Dolly di Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, Surabaya, Jawa Timur, yang pernah disebut sebagai lokalisasi terbesar di Asia Tenggara kini telah berubah wajah.

Hari ini, 18 Juni 2019, merupakan tahun kelima ditutupnya kawasan Dolly. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menutup kawasan Dolly pada 18 Juni 2014 bertepatan pada Ramadhan.

Jarwo Susanto adalah salah satu warga Dolly yang menentang keras penutupan lokalisasi yang dilakukan lima tahun lalu.

Jarwo dan warga lain merasa penutupan lokalisasi Dolly telah berdampak pada berkurangnya pendapatan mereka.

Sebelum Dolly ditutup, Jarwo adalah pedagang warung kopi di eks lokalisasi Dolly. Dalam sehari, Jarwo bisa mendapatkan uang dari warung kopi itu mulai Rp 500.000 hingga Rp 800.000.

Pendapatannya per bulan berkisar Rp 45 juta hanya dengan membuka warung kopi. Berkurangnya pendapatan itu mendasari Jarwo untuk menentang kebijakan Pemerintah Kota Surabaya.

Tolak penutupan Dolly

Penulis buku Jarwo Susanto Si Arek Dolly, Mustofa Sam, mengatakan, Jarwo adalah orang yang sangat vokal untuk memperjuangkan agar Dolly tetap dibuka.

Baca juga: Cerita Paidi, Mantan Pemulung Beromzet Miliaran Setelah Sukses Tanam Porang

Jarwo mengambil sikap yang berlawanan dengan pemerintah, yakni menolak penutupan lokalisasi Dolly. Baginya saat itu, kebijakan pemerintah kota adalah sepihak yang tidak melibatkan para warga dalam pengambilan keputusan.

Kata Mustofa, Jarwo menganggap pemerintah telah gagal dalam melakukan normalisasi pasca-penutupan lokalisasi di tempat-tempat lain sebelum Dolly.

Keterlibatan Jarwo menolak penutupan Dolly itu dilakukan dengan demonstrasi dan cara-cara lain, seperti membakar ban, menggiring kerbau bertuliskan nama Soekarwo, Risma, dan Kepala Dinsos Surabaya Supomo, hingga bentrok dengan aparat.

"Hingga pada akhirnya Jarwo menjadi buronan kepolisian dan masuk dalam daftar pencarian orang (DPO)," ujar Mustofa Sam saat menggelar acara bedah buku dan seminar bisnis bertajuk "Spiritual Management in Action: Tempe Bang Jarwo" di Aula MM FEB Unair, Selasa (18/6/2019).

Saat mengetahui namanya masuk DPO, Jarwo sempat minggat dari rumah dan kabur ke Benowo, Surabaya, kemudian ke Malang dan Sidoarjo.

Dalam perjalanannya, saat kasusnya dilimpahkan ke pengadilan, nama Jarwo disebut tidak terbukti atau terlibat dalam kerusuhan. Jarwo yang saat itu bersembunyi di rumah saudaranya di Sidoarjo memberanikan diri untuk pulang ke rumah asalnya di kawasan Dolly.

Sosok inspiratif

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com