Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Isu Santri Blokade Suramadu pada 22 Mei, Ini Penjelasan Polisi

Kompas.com - 21/05/2019, 19:43 WIB
Taufiqurrahman,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANGKALAN, KOMPAS.com – Polres Bangkalan, Jawa Timur, mengantisipasi isu penutupan jembatan Suramadu yang menyebar melalui selebaran atas nama Forum Ulama dan Habaib Madura.

Polres Bangkalan mencegat kendaraan yang diduga akan melakukan aksi unjuk rasa ke Jakarta pada 22 Mei 2019 besok. Pencegatan dilakukan secara berlapis.

Kapolres Bangkalan AKBP Boby Pa'ludin Tambunan saat dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa (21/5/2019) petang, menjelaskan, sampai saat ini belum ada pergerakan massa yang akan menutup Suramadu.

Baca juga: Polisi: Tidak Ada Pergerakan Massa dari Ambon ke Jakarta untuk Aksi 22 Mei

 

Seluruh kendaraan yang akan menuju Surabaya dicegat secara berlapis agar mereka tidak sampai ke Suramadu untuk melakukan penutupan.

"Pencegatan kita mulai dari sisi timur perbatasan Kabupaten Sampang dan Bangkalan. Sedangkan dari arah utara, kita cegat di Kecamatan Tanjung Bumi," terang Boby.

Sedangkan di akses jalan menuju jembatan Suramadu, pencegatan dimulai dari persimpangan Tangkel hingga ke persimpangan Sendang. Ujung jembatan Suramadu sisi Bangkalan sudah dijaga oleh dua peleton polisi dan 15 anggota TNI.

"Untuk Suramadu sisi Surabaya, kami minta bantuan dari Polda Jawa Timur dan Polres Tanjung Perak Surabaya," imbuh Boby.

Selain upaya pencegatan, Polres Bangkalan juga menggalang tokoh-tokoh ulama di Bangkalan. Mayoritas ulama dan tokoh masyarakat di Bangkalan menolak aksi penutupan Suramadu dan aksi demonstrasi ke Jakarta pada 22 Mei besok.

"Upaya pencegahan adanya pergerakan massa, tidak kami lakukan sendiri, tetapi melibatkan peran ulama dan tokoh masyarakat Bangkalan. Mereka menolak aksi yang mengarah ke inkonstitusional," ungkapnya.

Boby mengimbau masyarakat agar tidak terpancing dengan isu penutupan Suramadu. Bahkan, jangan juga terpancing dengan ajakan untuk ikut aksi unjuk rasa ke Jakarta. Sebab, aksi tanggal 22 Mei besok sangat rawan ditunggangi kelompok garis keras.

Sementara itu, 55 santri dari salah satu pondok pesantren di Desa Lenteng, Kecamatan Proppo, Kabupaten Pamekasan, yang diamankan oleh Polda Jawa Timur karena diduga membawa empat benda mirip bom molotov di dalam bus yang ditumpangi mereka, sudah dipulangkan ke Pamekasan.

Mereka dipulangkan pada Selasa dini hari sekitar pukul 02.20 WIB. Tiga bus mini yang ditumpangi mereka dikawal sampai keluar jembatan Suramadu menggunakan mobil Patwal Polda Jawa Timur.

Baca juga: Ketum PP Muhamamdiyah Imbau Masyarakat Tak ke Jakarta untuk Ikut Aksi 22 Mei

Abdurrahem, kerabat salah satu santri yang menjemput kepulangan para santri ke Polda Jawa Timur mengatakan, selama di Polda Jawa Timur, para santri dimintai keterangan. Pemeriksaan berlangsung mulai siang sampai masuk waktu sahur. Selama pemeriksaan, para santri mendapat pelayanan yang baik dari Polda Jawa Timur.

"Para santri diberi makanan untuk berbuka dan sahur di Polda Jawa Timur. Saya bersyukur karena para santri sudah bisa pulang setelah mendapat pembekalan tadi malam," terang Abdurrahem.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com