Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesepak Bola Afrika Ini Cetak 107 Gol Semusim

Kompas.com, 12 Desember 2012, 11:29 WIB

KOMPAS.com — Penyerang Barcelona, Lionel Messi, memang luar biasa. Dalam usia yang relatif muda, Messi sudah bisa dikatakan menjelma menjadi legenda sepak bola. Prestasi terakhir Messi adalah memecahkan rekor mencetak gol terbanyak dalam satu musim.

Pemuda Argentina ini melampaui rekor lama Gerd Mueller yang berhasil mencetak 85 gol semusim pada 1972 lalu. Prestasinya ini mengundang banyak decak kagum, bahkan sang legenda Gerd Mueller tak segan memuji Messi.

Tetapi, apakah semua orang memuji Messi? Ternyata tidak. Federasi Sepak Bola Zambia mengatakan, prestasi Messi dan Mueller menceploskan si kulit bulat ke dalam gawang tak ada apa-apanya dibanding prestasi legenda sepak bola negeri itu, Godfrey "Ucar" Chitalu.

Federasi Sepak Bola Zambia mengatakan, Chitalu pernah mencetak 107 gol semusim untuk klubnya Kitwe United. Dia mencatat prestasi luar biasa itu pada 1972, tahun yang sama saat Gerd Mueller mencetak 85 gol. Namun, Mueller akhirnya lebih mendunia, sementara Chitalu tetap tak dikenal di luar Zambia. Rekor Mueller bertahan 40 tahun sebelum dipecahkan Messi.

Setelah pensiun dari lapangan hijau, Chitalu sempat menjadi pelatih timnas Zambia. Sayangnya, pada 1993, Chitalu tewas secara tragis dalam sebuah kecelakaan pesawat terbang bersama seluruh generasi terbaik sepak bola Zambia.

Federasi Sepak Bola Zambia kini berusaha agar dunia mengakui prestasi Chitalu dengan membawa arsip dokumen yang mencatat rekor 107 gol yang dicetak Chitalu.

"Kami mempunyai rekornya, yang dicatat dalam sejarah sepak bola Zambia. Sayangnya, prestasi itu tidak dicatat dalam rekor sepak bola dunia," kata juru bicara FA Zambia kepada situs Soccer Laduma.

"Saat dunia melihat Lionel Messi mematahkan rekor Gerd Mueller, perdebatan muncul di Zambia. Mengapa rekor Chitalu tidak diakui?" sambung si juru bicara.

"Apa yang akan kami lakukan adalah, kami membentuk tim independen yang melakukan pemeriksaan arsip dan catatan menit demi menit gol-gol yang diciptakan Chitalu," tambah dia.

"Tim ini nantinya akan menghitung semua gol itu, mencatat turnamen dan kompetisinya, lalu kami akan mengirimkannya ke CAF (Federasi Sepak Bola Afrika) dan FIFA untuk menunjukkan bahwa pemegang rekor gol sebenarnya berada di Afrika, dialah Godfrey Chitalu," ujarnya.

Federasi Sepak Bola Zambia kabarnya sudah menghubungi FIFA yang mengaku sudah mendengar klaim itu dan akan melakukan investigasi.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pejabat India Minta Maaf Usai Ajang Bertemu Messi Berakhir Ricuh
Pejabat India Minta Maaf Usai Ajang Bertemu Messi Berakhir Ricuh
Internasional
Drama Timnas Kamerun Jelang Piala Afrika 2025: Punya Dua Pelatih dan Dua Skuad 
Drama Timnas Kamerun Jelang Piala Afrika 2025: Punya Dua Pelatih dan Dua Skuad 
Internasional
Resmikan Patung Raksasa di India, Lionel Messi Bertemu Shah Rukh Khan
Resmikan Patung Raksasa di India, Lionel Messi Bertemu Shah Rukh Khan
Internasional
Tur Messi ke India Ricuh: Fan Marah, Merasa Kena Tipu
Tur Messi ke India Ricuh: Fan Marah, Merasa Kena Tipu
Internasional
Lionel Messi ke India, Jumpa Fan Kacau, Stadion Dirusak
Lionel Messi ke India, Jumpa Fan Kacau, Stadion Dirusak
Internasional
Belum Lama Pisah dari Ulsan, Shin Tae-yong Jadi Incaran Timnas dan Klub
Belum Lama Pisah dari Ulsan, Shin Tae-yong Jadi Incaran Timnas dan Klub
Internasional
Karim Benzema Buka Peluang Main Lagi untuk Prancis di Piala Dunia 2026
Karim Benzema Buka Peluang Main Lagi untuk Prancis di Piala Dunia 2026
Internasional
Protes Mesir ke FIFA soal Laga Promosi LGBTQ di Piala Dunia 2026
Protes Mesir ke FIFA soal Laga Promosi LGBTQ di Piala Dunia 2026
Internasional
Kamerun Kisruh Jelang Piala Afrika 2025, Onana Dipanggil ke Skuad Timnas Tandingan
Kamerun Kisruh Jelang Piala Afrika 2025, Onana Dipanggil ke Skuad Timnas Tandingan
Internasional
Trofi Piala Dunia Akan Tiba di Jakarta pada Januari 2026
Trofi Piala Dunia Akan Tiba di Jakarta pada Januari 2026
Internasional
Gianni Infantino Dilaporkan ke Komite Etik FIFA, Disebut Langgar Netralitas Politik
Gianni Infantino Dilaporkan ke Komite Etik FIFA, Disebut Langgar Netralitas Politik
Internasional
Opening Ceremony SEA Games 2025 Angkat Konsep 'Green SEA Games'
Opening Ceremony SEA Games 2025 Angkat Konsep "Green SEA Games"
Internasional
FIFA Loloskan Aturan Baru Piala Dunia 2026 Demi Cegah Pemain Dehidrasi
FIFA Loloskan Aturan Baru Piala Dunia 2026 Demi Cegah Pemain Dehidrasi
Internasional
Novak Djokovic Ramal Ronaldo dan Portugal Juara Piala Dunia 2026
Novak Djokovic Ramal Ronaldo dan Portugal Juara Piala Dunia 2026
Internasional
FAM Resmi Ajukan Banding ke CAS atas Sanksi FIFA
FAM Resmi Ajukan Banding ke CAS atas Sanksi FIFA
Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau