Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepekan Uji Coba Tilang Elektronik di Surabaya, Jumlah Pelanggar Ratusan

Kompas.com - 15/01/2020, 15:04 WIB
Ghinan Salman,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Uji coba sistem electronic traffic law enforcement (e-TLE) atau tilang elektronik sudah berjalan sekitar satu pekan di Surabaya, Jawa Timur.

Kasatlantas Polrestabes Surabaya AKBP Teddy Candra mengatakan, selama satu pekan uji coba e-TLE, jumlah pelanggar mencapai ratusan.

Mereka yang melanggar memang tidak mendapat denda tilang, namun ratusan pelanggar diwajibkan untuk datang ke Posko Gakkum di Mal Pelayanan Publik Siola, Surabaya, Jawa Timur.

"Uji coba sudah sekitar satu minggu berjalan, saat ini para pelanggar yang datang, mengurus kendaraan yang terkena teguran hari ini," kata Teddy, di Posko Gakkum Siola, Surabaya, Rabu (15/1/2020).

Baca juga: Tekan Angka Kecelakaan hingga Tingkatkan PAD, Alasan Tilang Elektronik Diterapkan di Semarang

Menurut Teddy, selama uji coba tilang elektronik berlangsung, jenis pelanggaran didominasi pelanggaran melewati garis markah jalan dan menerobos lampu merah.

"Rata-rata memberikan kontribusi yang sama semua, mulai (pelanggaran) sabuk pengaman, batas kecepatan hingga over speed. (Pelanggaran) garis markah jalan dan menerobos lampu merah yang paling dominan," ujar Teddy.

Setelah dilakukan uji coba selama sepekan, rencananya pada Kamis (16/1/2020) besok, sistem e-TLE akan langsung diterapkan di Surabaya usai di-launching.

"Penerapannya setelah launching, langsung mulai besok dan kami berikan denda tilang pada pelanggar. Jika tidak membayar, ada denda tilang. Apabila tidak mengurus maka ada sanksi pemblokiran saat mengurus pajak kendaraan," ujar Teddy.

Ia menambahkan, dalam sistem e-TLE, pengendara yang melanggar akan mendapat surat pemberitahuanyang dikirimkan melalui kantor pos.

Pengiriman surat pemberitahuan pelanggaran, akan diterima pelanggar sekitar 5 hari setelah pengendara melakukan pelanggaran melalui sistem e-TLE.

Adapun jenis pelanggaran yang akan diterapkan dalam sistem e-TLE ini, antara lain, pelanggaran terhadap traffict light atau menerobos lampu merah, pelanggaran marka jalan, batas kecepatan, tidak menggunakan sabuk pengaman, dan menggunakan ponsel saat mengemudi.

"Pelanggar akan menerima pemberitahuan e-Tilang melalui surat yang dikirim ke alamat kendaraan. Karena masih dalam masa uji coba, maka pelanggar hanya diberikan teguran. Per harinya surat pemberitahuan mencapai 100," imbuh dia.

Sementara itu, Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Jatim Adhitya Panji Anom menyebutkan, sistem e-TLE adalah upaya kepolisian dalam menekan tingkat kecelakaan di jalan raya.

"Selain itu tertib administrasi kendaraan," kata dia.

Baca juga: Tilang Elektronik di Semarang, Warga: Membingungkan, Kalau Kendaraan Pelat Luar Kota Gimana?

Sebelumnya, ia juga menyampaikan bahwa tilang elektronik memiliki kelebihan jika dibandingkan dengan penindakan konvensional.

Kelemahan penindakan konvensional, menurut Adhitya, polisi tidak bisa selalu mengawasi lalu lintas di jalan raya selama 1×24 jam.

Dengan sistem e-TLE ini, petugas tidak perlu turun ke lapangan dengan jumlah banyak untuk melakukan pemeriksaan atau mencari pelanggaran di jalan.

Cukup memantau dari ruangan RTMC, petugas bisa melihat hasil tangkapan dari kamera pemantau, setelah itu dapat dilakukan verifikasi kepada pelanggar.

"Jadi, penindakan lebih tepat sasaran dan pembuktiannya sangat jelas. Karena itu, diharapkan nanti masyarakat Surabaya bisa lebih tertib dalam berkendara di jalan dan bisa mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran berlalu lintas," kata Adhitya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com