Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bayi yang Derita Hydrocephalus Akan Jalan Rekonstruksi Wajah secara Bertahap di RSUD dr Soetomo

Kompas.com - 10/12/2019, 05:52 WIB
Ghinan Salman,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com — Muhammad Pandu Firmansyah, bayi laki-laki yang didiagnosis mengidap penyakit facial cleft tessier hydrocephalus myelomeningocele atau yang biasa dikenal dengan hydrocephalus, akan menjalani bedah rekonstruksi wajah di RSUD dr Soetomo, Surabaya, Jawa Timur.

Bagian Humas RSUD dr Soetomo, dr Pesta Parulian Edward, mengatakan, bayi Pandu sebelumnya sudah menjalani operasi pemasangan selang.

Menurut dia, operasi pemasangan selang berguna untuk mengalirkan cairan di kepala bayi tersebut.

Dengan pemasangan selang itu, ia berharap benjolan di kepala bayi Pandu bisa mengempis secara perlahan.

Baca juga: Kisah Pilu Dina, Ditinggal Suami Saat Anak Derita Hydrocephalus hingga Diberi Motivasi Arumi Bachsin

"Jadi, pasien ini kami rencanakan untuk menjalani tahapan-tahapan lanjut. Selain hydrocephalus, anak ini mengalami sumbing wajah," kata Pesta, saat dihubungi, Senin (9/12/2019) malam.

Rekonstruksi wajah bayi Pandu akan dilakukan secara bertahap sampai Pandu berusia 17 tahun. Pada usia itu, Pandu akan menjalani rekonstruksi wajah secara permanen.

Saat ini, kata Pesta, pihak rumah sakit akan melakukan tahap kedua, yakni pendekatan jaringan lunaknya sebagai langkah awal.

Ia menyebutkan, bayi Pandu memiliki rongga hingga empat sentimeter pada bagian atas bibir yang dekat dengan area hidungnya.

Hal itu membuat tim dokter yang menangani Pandu perlu mempersempit jaringan yang terbuka dengan menutup celah menggunakan taping.

"Jadi, kulit, ototnya, itu didekatkan dengan perekat yang namanya taping, semacam plester. Tetapi, itu plester kulit yang cukup kuat untuk mendekatkan celah wajahnya," ujar Pesta.

Sejak Senin, penggunaan taping sudah dilakukan kepada bayi Pandu dan akan dilakukan evaluasi satu bulan ke depan. Untuk penutupan celah tahap petama di langit-langit mulut, kemudian tahap kedua penutupan celah di daerah wajah, dan tahap ketiga mendekatkan rahang atas, hingga berlanjut ke tahap-tahap berikutnya.

Baca juga: Kunjungi Bayi yang Derita Hydrocephalus, Arumi Bachsin Janji Tim Medis Selalu Mendampingi

"Kalau misalkan nanti diperlukan rekonstruksi wajah secara permanen, nanti pada usia dia dewasa atau saat usianya 17 tahun. Itu programnya," tutur Pesta.

Pesta menyebutkan, rekonstruksi wajah secara permanen harus dilakukan pada usia dewasa karena saat ini bayi Pandu masih dalam masa pertumbuhan dan tulang wajah akan terus berkembang sampai usia 17 tahun.

"Karena di usia 17 tahun, di situlah pertumbuhan paling akhir, tulangnya tidak akan berkembang lagi. Nanti kalau direkonstruksi sekarang, nanti bongkar lagi, setiap tahun kan dia tumbuh," tutur Pesta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com