Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UGM dan UII Ajukan Prof. Sardjito Jadi Pahlawan Nasional

Kompas.com - 27/02/2018, 12:57 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas Islam Indonesia (UII) mengajukan Prof. Dr. Sardjito, MD, MPH untuk memperoleh gelar pahlawan nasional.

Sardjito merupakan putra seorang guru, kelahiran 13 Agustus 1889 yang menjadi peneliti sekaligus dokter. Lulusan Stovia dan Fakultas Kedokteran Universitas Amsterdam ini juga mendedikasikan dirinya dalam bidang pendidikan dan kesehatan.

Rektor UGM Panut Mulyono mengatakan, bagi masyarakat Indonesia, khususnya Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah, nama Sardjito sudah tidak asing dan identik dengan nama rumah sakit umum pusat di Yogyakarta. Menurut Panut, nama Sardjito disematkan untuk menghargai jasa di bidang kesehatan dan pendidikan kedokteran.

"Sosok bersahaja Sardjito dalam kepribadiannya memiliki semboyan dengan memberi akan menjadi kaya semua itu tidak hanya menjadi semboyan belaka karena diamalkan sampai akhir hayat," kata Panut dalam Seminar Nasional Dalam Rangka Pengusulan Gelar Pahlawan Nasional bagi Prof. Dr. M. Sardjito, MPH di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Selasa (27/2/2018).

Baca juga : RSUP dr Sardjito Siapkan Ruangan Khusus dan Tenaga Medis Antisipasi Virus Zika

Sosok Sardjito saat muda dinilai sebagai sosok yang rajin, pandai, dan tekun. Panut juga melihat Sardjito memiliki semangat yang kuat dalam bidang kesehatan dan pendidikan. Kiprah Sardjito yang besar berkontribusi dalam mempertahankan dan mengisi perjuangan kemerdekaan.

"Saat dijajah, dengan kemampuan yang dimiliki tidak lantas meninggalkan tugas sebagai putra bangsa," ujar Panut.

Beberapa kontribusi besar, Sardjito adalah membuat makanan dan multivitamin untuk para tentara Republik Indonesia, yang dikenal dengan nama Biskuit Sadrjito untuk menunjang kebutuhan para tentara yang sedang mempertahankan perjuangan kemerdekaan.

Baca juga : 18 Tahun Jadi Provinsi, Bangka Belitung Belum Miliki Pahlawan Nasional

Sardjito juga menciptakan vaksin anti penyakit infeksi seperti vaksin untuk Typus, Kolera, Disentri, Staflokoken, dan Streptokoken.

Dalam bidang pendidikan, Sardjito merupakan perintis serta rektor pertama UGM tahun 1950-1961, lalu menjabat sebagai rektor di UII tahun 1961-1970.

"Atas dasar pengorbanan beliau maka wajar beliau banyak menerima penghargaan.Bedasarkan fakta tersebut maka kami menilai bahwa dia sangat layak dan patut memperoleh gelar pahlawan nasional," ujar Panut.

Kompas TV Presiden Joko Widodo memberikan nama kepada pesawat N-219 di Bandar Udara Halim Perdanakusuma bertepatan dengan Hari Pahlawan Nasional.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tawaran Posisi Penting untuk Jokowi Setelah Tak Lagi Dianggap Kader oleh PDI-P

Tawaran Posisi Penting untuk Jokowi Setelah Tak Lagi Dianggap Kader oleh PDI-P

Nasional
Diminta Mundur oleh TKN, Berikut 6 Menteri PDI-P di Periode Kedua Jokowi

Diminta Mundur oleh TKN, Berikut 6 Menteri PDI-P di Periode Kedua Jokowi

Nasional
Nasdem Tunggu Jawaban Anies Soal Tawaran Jadi Cagub DKI

Nasdem Tunggu Jawaban Anies Soal Tawaran Jadi Cagub DKI

Nasional
Minimalisasi Risiko Bencana Alam, DMC Dompet Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandung Barat

Minimalisasi Risiko Bencana Alam, DMC Dompet Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandung Barat

Nasional
Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

Nasional
Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Nasional
PPP Buka Peluang Usung Sandiaga Jadi Cagub DKI

PPP Buka Peluang Usung Sandiaga Jadi Cagub DKI

Nasional
Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Nasional
Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com