Salin Artikel

Mengenal Wdihan Kadiri dan Ken Kadiri, Pakaian Khas Kediri yang Digunakan sebagai Baju Dinas ASN

Kepala Dinas Komunikasi Dan Informatika Pemkab Kediri Sri Ilham Wahyu Subekti mengatakan, para karyawan baik Aparatur Sipil Negara (ASN) maupun tenaga kontrak mulai mengenakan pakaian tersebut sejak awal Maret 2023.

"Dipakai setiap hari Kamis awal bulan maupun kalau ada event-event besar atau kenegaraan," ujar Ilham Wahyu Subekti.

Tiga macam

Pakaian khas itu terbagi dalam tiga macam bentuk dengan peruntukan yang berbeda.

Pertama, pakaian bagi pria yang disebut Wdihan Kadiri Satria untuk seragam kedinasan formal dan Wdihan Kadiri Mapanji untuk seragam harian.

Sedangkan pakaian perempuan disebut Ken Kadiri yang bisa digunakan untuk baju dinas formal maupun dinas harian.

Adapun baju khas itu merujuk pada setelan lengkap pakaian, bentuk, dan ragam hias sebagai pelengkapnya.

Untuk Wdihan Kadiri Satria, dari bagian atas ada penutup kepala atau disebut dengan iket Jayabhaya.

Baju atasan lengan panjang warna merah marun disebut kalambi Dhahanapura dengan ragam hias lidah api di bagian depannya, ikat pinggang atau asabuk gringsing Panjalu.

Sedangkan, bawahan kain batik disebut asinjang gringsing Dhahanapura motif pagringsingan dan lidah api, serta selop hitam.

Untuk bentuk Wdihan Kadiri Mapanji hampir sama dengan Wdihan Kadiri Satria, hanya berbeda pada bentuk baju atasan dan bawahannya. Yakni kalambi Dhahanapura berupa rompi merah marun kombinasi baju lengan panjang warna putih dan celana panjang.

Sedangkan untuk Ken Kadiri, ada sanggul dan hiasan rambut yang disebut Padmagiri, Kalambi Dhahanapura. Kemudian dilengkapi selendang atau walang sampir, kain asinjang gringsing Dhahanapura, serta selop hitam sebagai alas kakinya.

Semua bagian dari pakaian tersebut mempunyai makna. Baik dari pemilihan warna, jumlah kancing, bentuknya, hingga cara pelipatannya.

Makna

Ikat kepala atau udeng yang disebut iket Jayabhaya.

Jaya berarti menang atau berhasil sedangkan Bhaya adalah bahaya.

Maknanya adalah harapan agar pemakainya mempunyai kekuatan pikiran dan doa sehingga bisa memenangkan diri dari mara bahaya.

Bentuk kalambi itu sendiri merupakan inspirasi dari kombinasi kalambi arca Budha Candi Sewu, ragam hias Candi Singosari, serta mode yang telah dipakai masyarakat hingga kini.

Warna merah dan putihnya merupakan warna kejayaan dan kebanggaan karena dalam sejarahnya, Sri Maharaja Jayakatwang menjadikan warna itu sebagai bendera kerajaannya, sebagaimana tertuang dalam Prasasti Kudadu (1216 saka/1294 masehi).

Adanya motif sulur api atau lidah api merupakan refleksi dari asal usul sejarah Kediri era kerajaan yang mempunyai ibukota Kota Daha, yang berarti kota api.

Api sendiri adalah salah satu unsur kehidupan yang melambangkan energi. Sehingga pemakai baju diharapkan mempunyai semangat juang dalam meraih cita-citanya.

"Semua itu mempunyai makna filosofis dan sarat dengan makna," lanjutnya.

Upaya lestarikan sejarah dan budaya

Penetapan baju khas itu, kata Ilham, bermula dari upaya Bupati Kediri Hanindito Himawan Pramana melestarikan sejarah, budaya, dan harapan mengangkat perekonomian masyarakat.

Sehingga mulai dibentuk tim yang terdiri dari para sejarawan, budayawan, maupun seniman untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan. Kemudian ditemukannya wujud pakaian khas tersebut.

"Tahapannya dari penggalian artefaktual seperti candi maupun relief, tekstual sastra kuno, serta cerita rakyat. Sehingga dirumuskanlah (pakaian) seperti bentuk yang ada itu," lanjutnya.

Salah seorang ASN Pemkab Kediri, Nadlirin, mengaku masih merasa canggung dan butuh penyesuaian dalam penggunaannnya. Namun dia menyambut baik seragam tersebut sebagai upaya mengangkat kembali semangat luhur budaya daerah dan tujuan peningkatan pariwisata daerah.

"Butuh pembiasaan. Apalagi untuk seragam lapanganya," ujarnya.

Baju khas Kediri itu kini sudah terdaftar di Dirjen Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan Ham sebagai kekayaan intelektual komunal.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/04/01/050000378/mengenal-wdihan-kadiri-dan-ken-kadiri-pakaian-khas-kediri-yang-digunakan

Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke