Salin Artikel

Khofifah Dorong RSUD Milik Pemprov Jatim Wujudkan Layanan "Medical Tourism"

BATU, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mendorong beberapa rumah sakit (RS) milik Pemprov Jatim mewujudkan layanan medical tourism. Sejauh ini, baru RSUD Dr Soetomo di Surabaya yang sedang berupaya mewujudkan layanan bagi orang-orang kalangan menengah atas itu.

Khofifah mengatakan, pengeluaran biaya pengobatan masyarakat Indonesia ke luar negeri mencapai Rp 164 triliun pada 2021. Dia berharap, RS milik Pemprov Jatim bisa mengambil potensi pasar itu.

Khofifah percaya RSUD di lingkungan Pemprov Jatim mampu memberikan layanan medical tourism dengan pembenahan kualitas.

"Para pasien-pasien Indonesia setiap tahun ada yang ke luar negeri untuk medical check-up. Saya rasa kita pada dasarnya mampu memberikan pelayanan dengan kualitas yang sama baik," kata Khofifah di RSUD Karsa Husada, Kota Batu, pada Sabtu (25/3/2023).

Dia mencermati, salah satu yang perlu diperbaiki di RSUD adalah sistem layanan kesehatan secara digital. Tujuannya, supaya tidak kalah bersaing dengan RS yang ada di luar negeri.

"Jadi apa yang sebetulnya mereka (RS luar negeri) lakukan, digital process medical record itu bisa menjadi bagian dari jejak untuk pasien terkonfirmasi di unit layanan kesehatan apa pun, baik di rumah sakit itu maupun di rumah sakit yang lain," katanya.

Khofifah juga menyampaikan pentingnya setiap RSUD memiliki layanan unggulan yang komprehensif. Dia ingin semua RSUD mengenali potensi pasar yang dapat menarik orang-orang kalangan menengah ke atas untuk berobat.

"Apa sih keunggulan kompetitif dan keunggulan komparatif RS Saiful Anwar, misalnya layanan ginjal barangkali lebih advance, tapi layanan jantung ini RS Dr Soetomo lebih advance dan seterusnya," katanya.

Selain itu, RS Karsa Husada yang terletak di Kota Batu juga dinilai memiliki peluang besar untuk menjadi rumah sakit dengan unggulan layanan stroke.

"Misal di RS Karsa Husada yang menjadi andalan dan unggulan adalah layanan stroke, maka bagaimana ada stroke center menjadi layanan yang dibesarkan, lebih advance, lebih komprehensif," katanya.

"Misal, ada 10 pasien yang setiap bulan melakukan kontrol layanan stroke, maka dari 10 pasien itu paling tidak tiga orang bisa di-handle (di RSUD yang ada di Jawa Timur), yang lain tetap harus di Jakarta, belum lagi ke Malaysia atau Singapura," katanya.

Khofifah menyampaikan, konsep medical tourism di RS melayani pasien beserta keluarganya yang ikut. Sehingga, pihak RS bisa memberikan layanan menyeluruh, seperti tempat penginapan yang menyatu dengan biaya layanan kesehatan.

Hal itu yang kini sedang diupayakan oleh RSUD Dr Soetomo untuk dapat mewujudkan layanan medical tourism.

"Kalau ada satu pasien dengan keluarganya, bisa dipaketkan (pelayanan kesehatannya). Jadi misal pasien membutuhkan waktu sekian bulan, keluarga tidak mondar-mandir jauh, seperti ada hostel yang sudah disiapkan, sampailah kemudian total cost berapa dan seterusnya," katanya.

Dia berharap, masing-masing RSUD mulai saat ini mengenali potensi pasar layanan kesehatan keunggulannya dengan melakukan pendalaman.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/03/27/133546378/khofifah-dorong-rsud-milik-pemprov-jatim-wujudkan-layanan-medical-tourism

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke