Salin Artikel

Malang Creative Center, Wadah Kolaborasi Pegiat Ekonomi Kreatif di Kota Malang

JAKARTA, KOMPAS.com – Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang, Jawa Timur (Jatim), mencatat perekonomian Kota Malang tumbuh sebesar 6,32 persen pada 2022. Angka ini menjadi rekor tertinggi dalam satu dekade terakhir.

Pencapaian tersebut salah satunya ditopang oleh sektor ekonomi kreatif (ekraf). Ekraf memang menjadi sektor yang mendapat perhatian besar dari pemerintah.

Sektor ekraf dinilai dapat menjadi pendukung peningkatan perekonomian nasional, terlebih pascapandemi Covid-19.

Hal itu disoroti oleh Wali Kota Malang Sutiaji saat berkunjung ke kantor Kompas.com di Jakarta, Selasa (14/3/2023). Sutiaji mengatakan, ekraf telah menjadi identitas dan keunggulan Kota Malang.

Demi mendukung pengembangan ekraf, Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang membangun Malang Creative Center (MCC).

“MCC menjadi wadah untuk mengumpulkan, mengolah, dan mengembangkan potensi ekraf di Malang,” ujar Sutiaji.

Pembangunan MCC, lanjut dia, berangkat dari ide para pegiat ekraf di kota tersebut sekitar enam tahun lalu. Mereka menilai, MCC dapat menjadi “rumah bersama” sekaligus coworking space bagi pegiat ekraf Kota Malang untuk saling berkolaborasi dan mendistribusikan kemampuan (skill).

Ide tersebut pun disambut baik Sutiaji. Dalam pembangunannya, pelaku ekraf Kota Malang berkontribusi langsung, mulai dari konsep hingga desain.

Salah satu arsitek muda yang turut menyumbangkan pemikiran dalam pengembangan MCC adalah Haris Wibisono. Haris menjelaskan, MCC dibangun bukan sekadar memenuhi kebutuhan pelaku ekraf Kota Malang.

Konsep bangunan ini juga dibuat secara matang. Salah satunya dengan penerapan konsep bangunan ramah lingkungan (green building).

“MCC memiliki banyak ruang terbuka. Alhasil, sirkulasi dan pencahayaan alami dapat lebih dimaksimalkan ketimbang penggunaan air conditioner (AC),” ujar Haris seperti diberitakan laman resmi Pemerintah Kota (Pemkot) Malang, Senin (12/12/2022).

Dengan desain tersebut, lanjut dia, MCC diperkirakan dapat menghemat listrik hingga 200.000 watt per tahun.

“MCC akan menjadi pusat inkubasi bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) serta 17 subsektor ekraf. Jadi ibaratnya, ide bangunan ini berasal dari mereka, dibuat oleh mereka, dan dipergunakan oleh 17 subsektor tersebut,” kata Sutiaji.

Sejumlah subsektor ekraf yang diberikan ruang pada MCC di antaranya adalah pengembang game, arsitektur, desain interior, musik, seni rupa, desain produk, fesyen, kuliner, serta film, animasi, dan video.

Kemudian, fotografi, desain komunikasi visual (DKV), televisi dan radio, kriya, periklanan, seni pertunjukan, penerbitan, serta aplikasi.

“Bangunan itu bahkan memiliki studio band dan podcast. Kami juga menyediakan ruangan untuk teman-teman yang ingin berjualan online secara live. Agar skill pelaku ekraf semakin terasah, mereka juga akan didampingi tutor berpengalaman,” jelas Sutiaji.

Pengembangan produk digital

Sebagai bagian dari ekraf, Pemkot Malang juga terus mendorong pengembangan produk-produk digital. Terlebih, Kota Malang memiliki 21 perguruan tinggi yang menyediakan program kegiatan yang berkaitan dengan bidang information technology (IT).

"Setiap tahun, ada sekitar 3.000 mahasiswa baru di bidang IT. Artinya, potensinya (pengembangan produk digital) besar,” jelas Sutiaji.

Hal tersebut pun didukung penuh oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag). Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga mengatakan, pihaknya mendorong pelaku ekraf di MCC untuk mengeksplorasi pertumbuhan produk digital, seperti game online.

“Game online masih menjadi salah satu produk digital yang memiliki nilai transaksi ekonomi besar di dunia. Meskipun aplikasinya diunduh secara gratis, setiap produk game online memiliki fitur-fitur berbayar dengan nilai tinggi,” kata Jerry seperti diberitakan Kompas.com, Jumat (10/3/2023).

“Semoga produk digital yang dikembangkan arek Ngalam dapat terus dikuatkan sampai dapat diekspor. Dengan demikian, Malang dapat menjadi Kota Kreatif Dunia pada 2025. Lebih dari itu, angka pengangguran juga dapat ditekan,” imbuh Sutiaji.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/03/17/160315078/malang-creative-center-wadah-kolaborasi-pegiat-ekonomi-kreatif-di-kota

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke