Salin Artikel

Mengenal Proses "Flushing" 2 Waduk di Blitar, Ini Pengertian dan Tujuannya

Dua waduk tersebut ialah Waduk Wlingi dan Waduk Lodoyo.

Selama proses flushing berlangsung, atau yang lebih dikenal dengan istilah 'pladu', warga setempat biasanya ramai-ramai mencari ikan yang lemas akibat terbawa derasnya arus.

Tujuan flushing

Prose flushing ini dilakukan oleh Perum Jasa Tirta (PJT) I selaku pengelola Sungai Brantas.

Plt Direktur Utama sekaligus Direktur Operasional PJT I, Milfan Rantawi, mengatakan bahwa kegiatan flushing memiliki sederet manfaat yang besar dalam upaya mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya air sungai bagi masyarakat.

“Tujuan utama flushing adalah memulihkan daya tampung efektif pada waduk yang dari hari ke hari semakin menurun akibat terjadinya sedimentasi,” ujar Milfan melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (8/3/2023) malam.

Dengan membuka pintu-pintu air waduk secara terukur, ujarnya, sedimen waduk akan terbawa aliran deras air.

“Dengan daya tampung waduk meningkat, maka fungsi waduk sebagai pengendali banjir pun akan lebih efektif,” jelasnya.

Begitu juga dengan fungsi waduk sebagai penampung cadangan air untuk keperluan pengairan lahan pertanian. Milfan mengatakan hal itu akan bisa lebih optimal karena jumlah air yang dapat ditampung pun menjadi lebih banyak.

Dengan volume air yang lebih besar di waduk maka akan lebih banyak lahan pertanian yang tetap mendapatkan pasokan air selama musim kemarau.

Berkaca pada kegiatan flushing tahun 2022, kata Milfan, terjadi peningkatan daya tampung Waduk Wlingi sebesar 27 persen setelah sekitar 603.000 meter kubik sedimen berhasil digelontorkan.

Sementara di Waduk Lodoyo, terjadi pengurangan sedimen sebanyak 561.000 meter kubik usai flushing sehingga meningkatkan daya tampung waduk sebesar 18 persen.

Milfan menambahkan bahwa pengurangan sedimen pada waduk juga dibantu dengan cara pengerukan.

“Kekosongan air di waduk juga kita manfaatkan untuk membersihkan sampah di depan ‘intake’ menuju saluran irigasi dan ‘intake’ menuju instalasi PLTA (pembakit listrik tenaga air). Jadi suplai air optimal,” jelasnya.

Milfan berharap kegiatan flushing dapat mengoptimalkan suplai air irigasi yang mengairi lahan pertanian di Blitar dan Tulungagung seluas 13.000 hektar.

Sedangkan untuk operasi PLTA Wlingi dan Lodoyo, ungkapnya, kapasitas pembangkitan listrik total sebesar 58,7 MW dapat berlangsung efektif dan optimal.

Selanjutnya, kata dia, sedimen waduk yang menggelontor ke arah muara akan menutup cekungan-cekungan di dasar Sungai Brantas.

“Peningkatan kualitas dasar sungai pada akhirnya akan memperkuat kestabilan bangunan di sepanjang aliran Brantas, seperti tanggul dan jembatan,” tuturnya.

Terakhir, kata Milfan, kualitas air setelah flushing biasanya akan membaik karena sedimen dan nutrien yang mengendap di dasar waduk akan kembali mengalir dan secara alamiah memecah konsentrasi kandungan yang berlebih.

“Dengan demikian sungai kembali mampu mempurifikasi dirinya, meningkatkan kualitas airnya," ungkap Milfan.

Milfan mengimbau kepada masyarakat untuk tidak berkerumun di sepanjang aliran sungai selama berlangsungnya kegiatan flushing karena dapat membahayakan keselamatan.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/03/09/102256678/mengenal-proses-flushing-2-waduk-di-blitar-ini-pengertian-dan-tujuannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke