Salin Artikel

Kasus Perundungan Siswa SD di Malang, Pelaku Sebut Korban Kerap Berkata Tak Sopan

Kasatreskrim Polres Malang, Iptu Wahyu Rizky Saputro mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan kepada 12 saksi dan 7 terduga pelaku yang telah ditetapkan ABH (Anak Berhadapan dengan Hukum), korban dikenal cukup aktif.

Menurut mereka, korban kerap melontarkan ucapan tidak sopan kepada 7 pelaku yang merupakan kakak kelas.

"Akibat ucapan-ucapan tidak sopan itu, diduga para pelaku ini emosi hingga berujung perundungan," ungkapnya saat ditemui, Selasa (29/11/2022).

Wahyu merinci, 12 saksi yang telah diperiksa meliputi teman-teman korban dan pelaku, keluarga korban, wali kelas, serta kepala sekolah.

"Keaktifan korban ini juga dibenrkan oleh pihak sekolah dan teman-teman korban ini," jelasnya.

Selain itu, berdasarkan hasil pemeriksaan, Wahyu mengatakan, korban juga memiliki sepeda motor trail mini, dan beberapa kali pernah jatuh saat mengendarai sepeda motor itu, hingga kepalanya terbentur ke jalan aspal dan kayu.


"Hal ini juga dibenrkan oleh ibu korban. Nah, apakah jatuhnya korban dari kendaraan ini ada kaitannya dengan sakit yang dialami korban saat ini, masih perlu pendalaman lagi," tuturnya.

Sebab, Wahyu juga menyampaikan menurut pengakuan para pelaku, sakitnya korban tidak serta merta akibat perundungan yang terjadi pada hari itu.

"Jadi sebelum dibawa ke rumah sakit, korban masih sempat sakit dan demam. Baru kemudian di bawa ke rumah sakit," terangnya.

Sementara itu, orangtua korban, Edi Subandi mengatakan MWF saat ini dirujuk kembali ke Rumah Sakit Umun Daerah (RSUD) Kanjuruhan, Selasa (29/11/2022), setelah kembali dari Rumah Sakit Islam (RSI) Gondanglegi, Sabtu (26/11/2022) lalu.

Ia dirujuk untuk melakukan CT Scan ulang di kepalanya setelah divonis mengalami pembengkakan dan pendarahan otak.

"Kita ke RSUD Kanjuruhan, karena disarankan dokter untuk CT-Scan ulang dan ini tadi baru selesai," terangnya melalui sambungan telepon, Selasa (29/11/2022).

Dari hasil CT Scan ulang itu, Edi menyebut berdasarkan keterangan dokter, kini otaknya mengalami pembekuan.

"Sementara ini belum ada rekomendasi untuk operasi. Tapi apabila harus dioperasi, kami siap untuk dilakukan kapan saja. Saat ini putra kami masih dirawat inap, dan diberikan obat untuk menghilangkan nyeri," pungkasnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/11/29/212451378/kasus-perundungan-siswa-sd-di-malang-pelaku-sebut-korban-kerap-berkata-tak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke