Salin Artikel

Satu Tahun Banjir Bandang di Kota Batu, Apel Siaga Bencana hingga Susur Sungai

Pasukan darurat siaga bencana pun menggelar apel di halaman parkir timur Balai Kota Among Tani, Kamis (3/11/2022).

Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko mengatakan kegiatan tersebut dilakukan dalam rangka memperingati satu tahun bencana banjir bandang.

Apel juga dilakukan untuk mengantisipasi dan mempersiapkan segala sesuatu bila terjadi bencana.

"Untuk memitigasi, ketika ada bencana kita sudah lebih siap, artinya sekarang kita sudah punya kluster-kluster khusus yang untuk bisa melakukan hal-hal ketika bencana itu terjadi," kata Dewanti saat diwawancarai awak media.

Wali Kota menyampaikan kegiatan susur sungai di Desa Bulukerto sudah dilakukan sebagai bagian upaya antisipasi banjir.

Namun, di sepanjang sungai yang disusuri, masih ditemui kayu-kayu pohon tumbang yang dikhawatirkan menyumbat air.

"Walau kemarin di daerah pusuk lading masih banyak, bukan hanya dahan, tetapi pohon-pohon juga yang turun ke bawah, itu yang nanti dikhawatirkan menyebabkan ada sumbatan-sumbatan air, dan itu yang terjadi ketika banjir bandang lalu," katanya.


Dewanti mengaku sudah berkoordinasi dengan pihak-pihak lainnya untuk mencari solusi menyingkirkan kayu-kayu dari pohon di sungai itu.

"Kita sudah berkoordinasi dengan institusi lain untuk bisa bagaimana supaya kayu tersebut diatasnya tidak menghambat jalannya air," katanya.

Kepala BPBD Kota Batu, Agung Sedayu mengatakan dalam menghadapi kondisi siaga darurat bencana, 337 personel gabungan dari berbagai pihak dilibatkan. Dia mengatakan, pada awal Oktober 2022, Kota Batu sudah memasuki musim hujan.

Sehingga peningkatan kesiapsiagaan dan koordinasi lintas sektoral yang melibatkan unsur pentahelix dilakukan.

"Di mana kita ketahui BMKG sudah merilis potensi musim hujan di awal Oktober, jadi kita melakukan antisipasi dan peningkatan kesiapsiagaan dengan melibatkan ada 337 personel pasukan," katanya.

Perlu diketahui, wilayah Kota Batu memiliki beberapa potensi ancaman bencana. Di antaranya, tanah longsor, banjir, kebakaran hutan dan gedung. Untuk potensi banjir bandang di Desa Bulukerto dimungkinkan dapat terjadi kembali.

"Kemungkinan, tapi kemarin kita cek belum membentuk bendung alam, kalau banjir bandang dikhawatirkan ada bendung alam terjadi, jebol," katanya.

Dia menyampaikan bahwa hasil susur sungai yang dilakukan tim gabungan dari Perhutani dan personel BPBD ditemukan adanya kayu-kayu pohon di sepanjang 5,9 kilometer.

Kondisinya, tidak menumpuk atau berserakan.

"Posisinya tidak menumpuk atau berserakan. Kami melihatnya pohon-pohon itu ada serabut dengan akarnya, bukan pembalakan liar dalam bentuk potongan-potongan, itu akarnya terlihat dari dokumentasi yang kami terima," katanya.

Kemudian, medan sulit menuju lokasi tidak memungkinkan untuk menyingkirkan kayu pohon-pohon yang jauh. Bila kayu-kayu dipindahkan ke tepi sungai, bisa jatuh ke bawah kembali.

"Medannya sangat sulit, perjalanannya saja 3,5 jam menuju salah satu titik, dan tebingnya 20 meter kanan kiri. Jadi kayu-kayu itu kalau kita pindahkan ke samping-samping kemungkinan akan jatuh lagi, kalau kami potong risiko terbawa air kecil ke rumah penduduk warga," katanya.

Kemudian, cara lain yang akan dilakukan untuk menyingkirkan kayu-kayu pohon tersebut dengan menyuntikkan obat tanaman untuk mempercepat pelapukan. Namun, proses tersebut membutuhkan waktu sekitar tiga bulan dan sedangkan prediksi puncak musim hujan akan terjadi pada Januari 2023.

"Solusi alternatif, kita akan uji coba menyuntikkan untuk mempercepat pelapukan, tapi proses kalau sudah disuntik butuh waktu tiga bulan, nanti kayunya gemuk akan lapuk, jadi tidak akan membahayakan. Kita masih kaji, kemarin rapat koordinasi Gubenur bersama BNPB, ibu wali sudah menyampaikan permasalahan ini," katanya.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/11/03/143220278/satu-tahun-banjir-bandang-di-kota-batu-apel-siaga-bencana-hingga-susur

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke