Salin Artikel

3 Sumber Sejarah Kerajaan Kanjuruhan

KOMPAS.com - Kerajaan Kanjuruhan adalah kerajaan bercorak Hindu yang berdiri pada abad ke-8 di Jawa Timur, tepatnya di antara Sungai Brantas dan Sungai Metro, di lereng sebelah timur Gunung Kawi.

Pusat pemerintahan Kerajaan Kanjuruhan berada di sekitar Malang, yang sekarang masuk ke dalam wilayah Desa Kejuron.

Kerajaan Kanjuruhan juga diyakini menjadi kerajaan pertama yang pernah berdiri di Jawa Timur.

Keberadaan Kerajaan Kanjuruhan diduga memiliki hubungan erat dengan Kerajaan Kalingga (Holing) di Jawa Tengah.

Lantas apa saja bukti sejarah dari keberadaan Kerajaan Kanjuruhan?

1. Prasasti Dinoyo

Prasasti Dinoyo berangka tahun 682 Saka atau 760 M yang ditulis dengan huruf Kawi dan bahasa Sansekerta.

Dalam Prasasti Dinoyo yang ditemukan di Desa Merjosari, Malang, dijelaskan bahwa pusat Kerajaan Kanjuruhan adalah di daerah Dinoyo.

Selain itu, diceritakan pula silsilah raja di Kanjuruhan yang dimulai dari seorang raja yang bernama Dewa Simha yang mempunyai putra bernama Liswa.

Setelah naik tahta menggantikan ayahnya, Liswa menyandang gelar sebagai Raja Gajayana dan sangat memuliakan Resi Agastya.

Oleh karena itu Raja Gajayana mendirikan tempat pemujaan untuk Resi Agastya yang peresmiannya dilaksanakan pada 760 M dengan upacara oleh pendeta ahli Weda.

Disebut pula bahwa Raja Gajayana memiliki seorang putri yang diberi nama Uttejana. Uttejana ini kelak akan menikah dengan seorang laki-laki dari kerajaan di kawasan Barat.

Prasasti Dinoyo yang menjadi salah satu benda cagar budaya saat ini tersimpan di Museum Nasional Jakarta.

2. Candi Badut

Candi Badut yang juga dikenal sebagai Candi Liswa ini berlokasi di Desa Karangbesuki, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Candi yang ditemukan oleh pakar arkeologi di tahun 1923 ini diduga merupakan candi tertua di Jawa Timur.

Sebagian ahli purbakala berpendapat bahwa Candi Badut dibangun atas perintah Raja Gajayana dari Kerajaan Kanjuruhan.

Ciri khas yang membedakan Candi Badut dari candi-candi lain di Jawa Timur, adalah pahatan kalamakara yang menghiasi ambang pintu yang dibuat tanpa rahang bawah.

Penanda ini mirip dengan yang kerap didapati pada ambang pintu candi-candi di Jawa tengah.

Bentuk tubuh Candi Badut juga lebih mirip dengan candi-candi di Jawa Tengah seperti Candi Dieng dalam hal bentuk serta reliefnya yang simetris.

Selain itu, Candi Badut diyakini sebagai Candi Siwa, walaupun sampai saat ini belum ditemukan arca Agastya di dalamnya.

3. Candi Karangbesuki

Candi Karangbesuki dikenal juga sebagai Candi Gasek karena berlokasi di Dusun Gasek, Desa Karangbesuki, Kecamatan Sukun, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Bentuk Candi Karangbesuki yang sudah tidak utuh dan hanya meninggalkan alas dan pondasinya saja menyebabkan candi ini dikenal juga sebagai Candi Wurung.

Berdasarkan penelitian yang cermat dapat ditelusuri bahwa reruntuhan candi Karangbesuki merupakan tempat asal arca Agastya yang kini berada di Museum Mpu Purwa Kota Malang.

Arca Agastya dikenal sebagai arca mandala dari candi bercorak Hindu yang ditempatkan di relung luar dinding sisi selatan.

Sumber:
https://candi.perpusnas.go.id 
https://dikbud.malangkota.go.id  
https://kelsumbersari.malangkota.go.id  
https://intisari.grid.id 
https://www.kompas.com  
https://www.kompas.com  

https://surabaya.kompas.com/read/2022/10/03/221550078/3-sumber-sejarah-kerajaan-kanjuruhan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke