Salin Artikel

"Kalau Mau Diganti Kompor Listrik, di Sini Sering Mati Lampu, Nanti Gimana Masaknya"

Kebanyakan warga di Lumajang mengeluhkan beban biaya listrik yang harus ditanggung jika wacana itu direalisasikan.

Tak hanya itu, mereka khawatir akan ada perubahan daya listrik rumahan yang sebelumnya 450 VA menjadi lebih tinggi untuk memenuhi kebutuhan daya kompor listrik.

Salah satu ibu rumah tangga di Kecamatan Pasrujambe, Tika, mengatakan, kebijakan konversi elpiji menjadi kompor listrik itu belum bisa diterapkan secara menyeluruh.

Menurut dia, wilayah tempat tinggalnya kerap kali mengalami pemadaman listrik. Ketika pemerintah mengubah penggunaan kompor gas elpiji, dikhawatirkan akan menghambat aktivitas dapur.

"Kalau mau diganti kompor listrik, di sini sering mati lampu, nanti gimana masaknya," kata Tika saat berbincang di rumahnya, Jumat (23/9/2022).

Salah satu ibu rumah tangga di Kecamatan Kunir, Siska, juga khawatir dengan biaya listrik yang harus ditanggungnya tiap bulan jika kebijakan itu direalisasikan.

Saat ini, Siska yang telah menggunakan listrik dengan daya 450 VA harus membayar tarif sebanyak Rp 50.000 per bulan.

Siska khawatir, ketika kompor listrik diterapkan, akan terjadi perubahan daya listrik yang berujung pada kenaikan tarif listrik.

"Kalau diganti kompor listrik, yang dayanya kecil seperti kita gimana, nanti baru masak udah jeglek (mati listrik karena daya tidak kuat) kapan matangnya, kalau dinaikkan pasti harganya juga jadi lebih mahal," tutur Siska.


Sementara itu, penjual makanan di pinggir sawah Desa Boreng, Kecamatan Lumajang, Baiyah, mengaku bingung jika kebijakan itu diterapkan.

Menurut dia, bagi penjual makanan seperti dirinya akan lebih menyulitkan karena harus menyiapkan instalasi listrik di warungnya.

Terlebih lagi, jika hanya digunakan sebagai kebutuhan rumah tangga, ia malah khawatir cepat rusak karena jarang digunakan oleh warga desa.

Meski sudah ada teknologi kompor gas, beberapa warga di desa masih banyak yang menggunakan kayu bakar untuk memasak.

Selain irit biaya, bagi mereka, memasak dengan kayu bakar lebih bisa menghasilkan cita rasa masakan yang lebih nikmat.

"Di sini masih banyak yang pakai kayu, kalau mau ganti (kompor) listrik nanti malah tidak terpakai, kalau di warung gini mau ditancepin ke mana juga," jelas Baiyah.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/09/26/093248878/kalau-mau-diganti-kompor-listrik-di-sini-sering-mati-lampu-nanti-gimana

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke