Salin Artikel

Viral, Video Puluhan Kucing Mati Diracun di Perumahan Kota Malang, Ini Penjelasan Ketua RT

Unggahan tersebut menyebutkan, peristiwa terjadi di Perumahahan Patraland Place, Kota Malang, Jawa Timur.

Dalam video tersebut, tampak beberapa ekor kucing terbaring dan mengeong lemah. Ada juga kucing yang mengalami kejang.

Saya mohon bantuannya untuk para pecinta kucing, menyebarkan info ini agar pelakunya segera ditemukan. Di Perumahan Patraland Place Tas‫adu, Kota Malang sedang ada kematian kucing massal. Satu perumahan habis tak ada kucing. Ciri-ciri kematian kejang-kejang sampai pipis dan poop. Suspect dari dokter hewan, ini diracun bukan karena virus

Demikian bunyi potongan unggahan dalam video tersebut.

Penjelasan ketua RT

Ketua RT 8/ RW 4, Kelurahan Tasikmadu, Kecamatan Lowokwaru, Wiratmono memberikan penjelasan mengenai video dan informasi yang beredar di media sosial itu.

Wiratmono menjelaskan bahwa sekitar satu bulan lalu, dirinya mendapat laporan dari warga terkait populasi kucing di lingkungan perumahannya yang jumlahnya banyak, mencapai puluhan ekor.

"Kucing-kucing itu mengotori masjid, karpet, jok sepeda motor dicakar-cakar, pup di mana-mana, bau di depan pintu, ada yang muntah di keset," kata Wiratmono saat diwawancarai pada Minggu (25/9/2022).

Kemudian dirinya selaku Ketua RT setempat memberi imbauan kepada para warga yang memelihara kucing untuk lebih bertanggungjawab.

"Maksudnya kalau melihara kucing jangan dilepasin begitu saja. Supaya warga satu sama lain juga nyaman," katanya.



Imbauan itu direspons dengan baik oleh warga. Tetapi, beberapa hari lalu, dirinya kembali mendapat laporan dari warga terkait keberadaan kucing-kucing yang membuat tak nyaman.

Kemudian dia meminta warga melakukan pendataan beserta foto semua kucing.

Namun, dia mendapat laporan dari warga lainnya bahwa ada kucing-kucing yang mati dengan indikasi diracun. Informasi itu kemudian tersebar di media sosial.

Wiratmono mengaku tidak pernah menginstruksikan warga meracun kucing-kucing.

"Saya tidak pernah menginstruksikan untuk meracun kucing karena saya penyayang kucing juga, Astaghfirullah, saya pernah punya 7 kucing warnanya hitam semua," katanya.

Komunitas penyayang kucing turun tangan

Pihaknya mengaku sudah duduk bersama dengan salah satu komunitas penyayang kucing di Malang.

Hasilnya, dari penelusuran yang dilakukan, hanya empat ekor kucing yang diduga diracun dan 11 ekor kucing lainnya hilang.

"Dari Cat Lovers Malang sudah bertemu dengan kami duduk bersama tadi malam (24/9/2022). Hasil pertemuan termasuk dari warga kami, yang mati 4 dengan dugaan yang diracun, kami dapatkan video itu. Yang hilang 11 tapi belum tentu mati," katanya.

Pihaknya juga berjanji akan mencari titik terang mengenai dugaan kucing-kucing yang diracun tersebut. Termasuk, mencari tahu siapa penyebar informasi di media sosial yang dinilai hoaks.

"Permintaan dari Cat Lovers untuk mencari pelaku tetap ditelusuri, kami akan tetap fokus kesitu. Kami juga akan cari tahu siapa yang mengunggah akan kami telusuri," katanya.

Wiratmono menjelaskan, dirinya mendukung rencana sterilisasi atau pengebirian terhadap kucing-kucing yang ada untuk menekan populasi.

Penjelasan polisi

Kapolsek Lowokwaru, AKP Anton Widodo mengatakan pihaknya akan menindaklanjuti permasalahan tersebut. Pihak kepolisian juga sudah bertemu dengan Ketua RT dari lingkungan perumahan.

Petugas bersama warga juga akan mencari pelaku yang diduga telah meracun kucing sehingga mengakibatkan kematian.

"Kemudian kami akan membantu mencari solusi untuk mengurangi populasi meningkatnya jumlah kucing di daerah tersebut. Di antaranya bisa dilakukan pemindahan ke daerah lain terhadap kucing yang bukan milik setempat atau diserahkan kepada komunitas pecinta kucing," kata Anton saat dikonfirmasi via pesan WhatsApp.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/09/25/153734578/viral-video-puluhan-kucing-mati-diracun-di-perumahan-kota-malang-ini

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke