Salin Artikel

Panen Raya Sorgum di Lamongan, Mentan Syahrul Yasin Limpo Ajak Lawan Impor Gandum

Mentan didampingi oleh Bupati Lamongan Yuhronur Efendi.

Yuhronur mengungkapkan, panen sorgum dilakukan di lahan seluas 10 hektar, dengan varietas bioguma 45 ton.

Adapun luas tanam sorgum di Lamongan mencapai 200 hektar yang tersebar di dua kecamatan. Yakni, seluas 190 hektar di Kecamatan Babat dan 10 hektar berada di Sugio.

Sementara pada tahun depan, dalam rangka akselerasi peningkatan hasil produksi sorgum, Pemkab Lamongan telah bersiap untuk mengembangkan kawasan khusus sorgum seluas 3.000 hektar yang tersebar di lima kecamatan.

Yakni, berada di Kecamatan Sugio, Pucuk, Kedungpring, Sukodadi dan Babat, yang bakal dilakukan melalui pendekatan dan penerapan Good Agriculture Practices (GAP) serta Good Handling Practices (GHP).

"Pengembangan diversifikasi produk pertanian sebagai langkah inovatif, bukanlah sesuatu yang mudah. Mulai dari benih, pupuk dan pengolahan hasil produk sorgum terutama penyosoh, penepung dan juga beberapa komponen pengolahan hasil lainnya, harus benar-benar disiapkan," ujar Yuhronur, di sela agenda panen raya sorgum, Senin.

"Termasuk, ketersediaan pasar industri dan stabilitas harga harus kita jaga bersama. Namun di balik tantangan tersebut, Lamongan sangat berpeluang untuk dikembangkan sebagai kawasan diversifikasi produk pangan sorgum,” lanjut Yuhronur.

Juga rencana aksi pendampingan dan pembiayaan, pengembangan produktivitas berbasis smart farming dan inovasi, serta kolaborasi stakeholder.

Tidak hanya membudidayakan sorgum, bahkan masyarakat Lamongan dikatakan oleh Yuhronur, telah berhasil mengolah menjadi berbagai makanan.

Mulai dari kecap, tepung, jenang, sorgum cips, kerupuk, roti tawar, rengginang, mie kering hingga mie instan goreng.

Mendengar pemaparan Yuhronur dan melihat berbagai manfaat komoditas sorgum, Mentan Syahrul mendukung Kabupaten Lamongan sebagai kawasan pengembangan komoditas pangan sorgum.

Terlebih menurut Mentan, kualitas rasa sorgum ternyata sangat enak, bahkan dapat dijadikan sebagai pengganti gandum.

“Jujur, saya baru merasakan tadi sorgum, enak sekali. Terima kasih sudah mencanangkan sorgum untuk dibudidayakan dan saya lihat dalam road map, ada 1.000 hektar sampai 3.000 hektar. Kalau masih ada lahan lagi, tambah sampai 10.000 (hektar) Pak, pasti bisa,” kata Mentan Syahrul.

Sebagai bentuk dukungan terhadap Pemkab Lamongan, Mentan mengajak semua pihak untuk membantu mengembangkan sorgum di Lamongan.

Termasuk, pihak perbankan untuk bersama-sama memfasilitasi sehingga pengembangan kawasan sorgum dapat terwujud di Lamongan.

"Saya mau sorgum di Lamongan ini dijadikan bibit semua ya, masa padi melulu, jagung melulu, ayo kita kembangkan variasi-variasi yang lebih enak. Bahkan, popcorn dari sorgum lebih enak. Sorgum itu adalah tanaman nenek kita, jadi kalau masih sayang nenek, tanam sorgum,” tutur Mentan Syahrul kepada Dirjen Kementrian Pertanian.

Tidak hanya itu, melihat banyaknya impor gandum selama ini, Mentan juga mengajak masyarakat untuk mulai beralih menggunakan bahan lokal seperti olahan sorgum.

Ajakan ini, sekaligus dalam rangka menguatkan ketahanan pangan di Indonesia.

"Ayo kita lawan impor gandum dengan sorgum. Saya senang sekali, kita buatkan satu tugas gugus jadikan ini menjadi tandingan gandum. Pak Dirjen ayo kita perbaiki industrinya, semuanya harus ikut turun tangan, ayo kita bantu mulai dari hulu ke hilir, ayo kita lakukan membantu kesejahteraan para petani Indonesia,” ujar Mentan Syahrul.

Tidak hanya itu, Mentan bersama Yuhronur juga berkesempatan melakukan panen raya padi di kawasan Desa Kebalanpelang, Kecamatan Babat, dengan luasan lahan 250 hektar.

Adapun Kabupaten Lamongan, tercatat sebagai penyumbang produksi tanaman padi teratas di Provinsi Jawa Timur yang mencapai 1.196.310 ton.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/08/23/055720378/panen-raya-sorgum-di-lamongan-mentan-syahrul-yasin-limpo-ajak-lawan-impor

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke