Salin Artikel

Air PDAM Mati Berhari-hari, Warga di Kota Malang Pakai Air Sungai

Ketua RW 02, Soleh mengatakan, kejadian air tidak mengalir sudah sering dialami di wilayahnya. Namun, biasanya peristiwa tersebut tidak berlangsung hingga berhari-hari.

"Kalau air mati sebulan sekali sering kejadian, tapi enggak seperti sekarang ini, sampai berhari-hari, infonya yang sekarang ada pipa jebol di Pulungdowo, tapi katanya sudah diperbaiki, sempat kemarin nyala sebentar 15 menit tapi sekarang masih mati," ungkap Soleh saat diwawancarai di rumahnya, Kamis (11/8/2022).

Gunakan air sungai

Padahal di wilayah RW-nya terdapat delapan RT dengan jumlah sekitar lebih dari 800 Kepala Keluarga (KK).

Akibatnya, warga di wilayahnya memenuhi kebutuhan air sehari-hari dengan meminta bantuan ke RW lainnya dan mengandalkan sungai.

"Ada itu yang sampai mandi di Kali Sari, sudah saya larang tapi mereka menjawab 'mandi di rumah Pak RW', saya yang bingung kalau begitu. Kemudian untuk kebutuhan air minum, warga minta ke RW 4 karena di sana ada HIPAM, di sini ada kiriman air dari truk tangki PDAM tapi ya kurang," katanya.

Sejumlah warga yang berwirausaha juga terdampak.

Seperti dialami oleh anaknya, Sugeng yang setiap harinya harus mengambil air di tempat lain untuk memenuhi kebutuhan pembersihan kandang ayam.


"Anak saya punya usaha ayam petelur, 1.000 ekor, setiap hari kan kandangnya harus dibersihkan, itu setiap hari ambil air di rumahnya yang lain pakai mobil, sekitar jarak 1 kilometer sekitar 25 liter setara 17 jeriken," katanya.

Dia hanya berharap PDAM atau Perumda Tugu Tirta dapat membenahi kerusakan pipa yang jebol dengan segera, supaya aktivitas warga kembali normal.

Sedangkan warga lainnya yang terlihat di Kali Sari, Rudi terlihat sedang sibuk mengambil air di kali tersebut untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.

Dia tidak memiliki pilihan lagi karena akses air terdekat dari rumahnya hanya di kali itu.

"Sudah empat hari ini ambil air di kali, ya kotor tapi mau gimana lagi, enggak ada lagi, ya untuk cuci-cuci aja," katanya.

Penjelasan PDAM

Direktur Utama Perumda Air Minum Tugu Tirta Kota Malang, M Nor Muhlas mengatakan pihaknya sudah melakukan pembenahan jaringan air yang tersambung dari pipa di daerah Pulungdowo, Kabupaten Malang ke rumah-rumah warga.

Solusi yang dilakukan dengan melakukan pengeboran sumur di wilayah Sawojajar, Kota Malang sebagai subtitusi air untuk mengantisipasi bila terjadi kerusakan pipa kembali.

Namun, kelancaran aliran air memerlukan waktu bertahap.

"Sudah selesai, jam 9 pagi tadi, air itu ngisi ke tandon, nanti kalau sudah terisi, biasanya akan mengalir ke pelanggan. Tapi perlu dipahami, ketika pelanggan membuka kran semua, jadi suplai airnya mengalir bertahap. Ini kan tak seperti listrik, yang langsung bisa nyala semua," kata Muhlas saat dihubungi awak media pada Kamis (11/8/2022).

Dia menjelaskan, kondisi pipa di daerah Pulungdowo sudah tidak layak digunakan dan tidak mampu menahan aliran air.

Pihaknya juga tidak bisa melakukan penggantian pipa dikarenakan merupakan aset dari pemerintah pusat.

Perumda Tugu Tirta juga telah mengajukan penggantian pipa di Pulungdowo ke Pemprov Jatim. Namun, hingga saat ini belum ada tindak lanjut.

"Dari pemprov sudah ada yang datang beberapa waktu yang lalu, tapi ya gitu tindak lanjutnya belum tahu. Makanya kami mengebor sumur (sebagai solusi)," katanya.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/08/11/170855778/air-pdam-mati-berhari-hari-warga-di-kota-malang-pakai-air-sungai

Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke