Salin Artikel

Suhu Dingin di Sumenep, Terendah 21 Derajat Celsius

SUMENEP, KOMPAS.com - Sejumlah daerah di Jawa Timur, termasuk Kabupaten Sumenep, diselimuti suhu dingin. Terendah, suhu di Kabupaten Sumenep mencapai 21 derajat celsius. Suhu terendah ini terjadi pada malam hingga pagi hari.

Nur Kholis (32), seorang warga di Kecamatan Ganding, Kabupaten Sumenep mengatakan, suhu dingin saat malam hari mulai terasa sejak satu bulan terkahir. Bahkan, udara yang berhembus juga terasa berbeda dari biasanya.

"(Kecamatan) Ganding sangat dingin saat malam hari, suhu dingin ini sudah terasa sejak satu bulan terkahir," kata Kholis, sapaan akrabnya, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (26/7/2022).

Kholis mengatakan, suhu dingin saat malam hari biasanya mulai terasa saat memasuki pukul 23.00 WIB. Suhu dingin itu bertahan hingga pukul 05.00 WIB. Akibatnya, banyak warga memilih masuk ke dalam rumah lebih cepat.

"Yang paling dingin itu dari pukul 23.00 WIB sampai pukul 05.00 WIB," kata dia.

Abdul Wahid (41), pria yang tinggal di Kecamatan Pragaan, Sumenep, juga merasakan hal yang sama. Ia mengaku memilih mengurangi aktivitas di malam hari demi menghindari suhu dingin.

"Biasanya warga di sekitar sini banyak yang begadang sambil ngeronda saat malam hari, tapi sejak suhu dingin terasa, aktivitas itu dikurangi," kata Wahid.

Sepanjang ingatkan Wahid, suhu dingin bukan kali ini saja terjadi. Namun, dibandingkan dengan tahun sebelumnya, suhu pada tahun ini jauh lebih dingin.

"Sekarang jauh lebih dingin sih, kalau yang sebelum-sebelumnya tidak pernah sedingin ini," pungkasnya.

Penjelasan BMKG

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kalianget, Sumenep, Usman Holid menjelaskan, fenomena suhu udara dingin sebetulnya merupakan proses alamiah yang umum terjadi saat puncak musim kemarau, dari Juni sampai Agustus mendatang.

Pada musim kemarau, kelembaban udara yang relatif rendah dan tutupan awan yang sedikit membuat suhu udara lebih dingin pada malam hingga menjelang pagi.

Menurut Usman, tutupan awan yang sedikit itu membuat gelombang pendek yang terpancar dari matahari terserap sempurna oleh permukaan bumi.

Proses yang sempurna itu membuat cuaca pada malam hari akan cerah dan tidak ada tutupan awan. Gelombang panjang juga akan terpancar seluruhnya ke angkasa. Hal itu akan membuat suhu lebih dingin dari biasanya.

"Langit yang cenderung bersih awannya akan menyebabkan panas radiasi balik gelombang panjang ini langsung dilepas ke atmosfer luar. Sehingga membuat udara dekat permukaan terasa lebih dingin terutama pada malam hingga pagi hari,” kata dia.

Salain itu, kondisi suhu udara pada malam musim kemarau dipengaruhi oleh angin monsun Australia dengan massa udara kering dan dingin yang bergerak dari Australia menuju ke Asia melewati wilayah Indonesia, Bali dan Pulau Jawa.

Fenomena itu, lanjut Usman, merupakan hal yang biasa terjadi tiap tahun, bahkan hal ini pula yang bisa menyebabkan beberapa tempat seperti dataran tinggi atau wilayah pegunungan berpotensi terjadi embun es.

"Fenomena ini akan terjadi selama musim kemarau, untuk di wilayah Sumenep puncak musim kemarau masih sampai Agustus, jadi suhu dingin akan tetap terasa," kata dia.

"Masyarakat bisa mengantisipasi dengan selalu menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat dengan asupan air, nutrisi yang cukup," pungkasnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/07/26/163415278/suhu-dingin-di-sumenep-terendah-21-derajat-celsius

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke