Salin Artikel

Curhat Petani Porang Madiun, Surati Menteri Pertanian Sikapi Hancurnya Harga di Pasar (2)

Melalui surat tersebut, para petani meminta pemerintah segera melakukan intervensi agar harga porang kembali normal seperti tahun lalu.

Pasalnya bila dijual saat ini, petani akan mengalami kerugian. Terlebih modal yang dikeluarkan tidak seimbang dengan hasil penjualan panen umbi porang saat ini.

“Kami sudah surat ke Kementan tanggal 28 Juni 2022. Kami meminta agar petani porang diperhatikan nasibnya. Pembelian bibit saat itu sudah mahal. Sementara saat panen harganya turun drastis,” kata Warstio selaku Ketua KPH Lestari Makmur, Desa Ngranget, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur.

Warsito memiliki puluhan anggota petani yang saat ini sama-sama menanam porang di kampung halamannya.

Bahkan di desanya, hampir semua warga menanam porang sejak tahun lalu. Jumlah lahan yang digunakan berkisar 300 hektar.

Lewat surat itu, Warsito berharap pemerintah segera turun tangan sehingga petani mendapatkan harga selayaknya dan meraup keuntungan.

Dengan demikian, petani dapat mengembalikan pinjaman di bank.

"Saya juga berharap lewat surat itu ditetapkan harga selayaknya petani bisa mendapatkan untung dan bisa mengembalikan pinjaman ke bank,” jelas Warsito.

Bagi Warsito, jika porang digadang-gadang menjadi cadangan pangan nasional dan internasional, maka pemerintah harus mengupayakan nilai jual porang kembali tinggi.


Warsito mengungkapkan saat ini keran ekspor porang di China mulai dibuka kembali. Namun harga porang tak kunjung membaik seperti tahun-tahun sebelumnya.

“Sebenarnya keran ekspor sudah terbuka. Namun masih lambat (kenaikkan harganya),” jelas Warsito.

Sementara itu Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Madiun, Sodik Heri Purnomo menyatakan terkait keluhan petani, Dinas Pertanian sudah bertemu dengan Komisi IV DPR RI .

Dari pertemuan itu, diharapkan Komisi IV DPR RI dapat mengkomunikasikan dengan Menteri Perdagangan agar harga porang kembali normal.

Sodik juga mengaku sudah menyampaikan persoalan petani dengan pinjaman KUR ke Komisi IV DPR RI. Komisi IV DPR RI mengkomunikasikan dengan jajaran Direksi Bank Pemerintah yang meminjamkan KUR ke petani porang seperti BNI dan BRI.

“Harapannya bank pemerintah dapat memberikan keringanan bagi petani porang untuk pengembalian pinjaman,” kata Sodik.

Sodik mengatakan saat bertemu dengan Komisi IV DPR RI, beberapa perwakilan petani porang juga ikut serta. Mereka juga menitipkan surat ke Kementan.

Sodik berharap ke depan pemerintah pusat banyak mengedukasi petani porang agar tak mengandalkan panen bahan mentah porang berupa umbi saja.

Namun petani ke depan dapat mengolah porang menjadi bahan makanan yang siap jual didalam negeri.

“Ke depan petani sudah bisa menjual dapat berupa tepung porang,” ungkap Sodik.


Bagi Sodik, Dinas Pertanian tidak bisa berdiri sendiri untuk mendongkrak porang menjadi sektor andalan bagi tumpuan ekonomi petani.

Pasalnya sektor pertanian hanya menangani hingga produksi (panen saja).

“Kalau bicara harga itu maka sektornya Dinas Perdagangan. Sedangkan pengolahannya itu menjadi wilayah Bidang Industri,” kata Sodik.

Sodik menambahkan pemerintah sudah berusaha membantu agar kebun porang milik petani teregistrasi.

Pasalnya salah satu syarat ekspor harus ada kejelasan asal muasal kebun porangnya. Untuk itu diperlukan registrasi kebun atau lahan porang di Kabupaten Madiun

“Jadi ini untuk penelusuran asal muasal barang. Sertifikasi registrasi kebun porang sebagai salah satu syarat dari negara-negara penerima ekspor porang. Sehingga porang ini akan terdeteksi dari kebun mana,” kata Sodik.

"Saat ini lahan yang sudah keluar sertifikat registrasi kebun porang sekitar 100 hektar dari 6.000-an hektar lahan yang ditanami porang di Kabupaten Madiun,” ungkap Sodik.

Menurut Sodik, persoalan ekspor porang tahun lalu lantaran ada pengiriman porang yang cacat.

Namun tidak diketahui asal muasal porang yang diekspor tersebut. Untuk itu saat ini dibutuhkan penelusuran asal muasal porang sebelum dieskpor ke luar negeri seperti China.

Bupati Madiun, Ahmad Dawami saat melepas ekspor chip porang di PT. Asia Prima Konjac Madiun, Rabu (6/7/2022) berharap, ekspor perdana 162 ton chip porang di tengah lesunya harga porang dapat mendongkrak kenaikkan harga porang di pasaran.

“Ekspor sejak tahun lalu ditutup. Hari ini mulai dibuka sehingga mudah-mudahan harga semakin normal,” ujar pria yang akrab disapa Kaji Mbing.

Dengan demikian, para petani porang di Kabupaten Madiun tetap bersemangat menanam porang kembali saat harga mulai membaik.

Menurut Kaji Mbing, pemerintah dari tingkat kabupaten hingga provinisi sudah maksimal berupaya agar keran ekspor kembali dibuka kembali.

Kendati sudah dibuka, Kaji Mbing mengingatkan terkait protokol keamanan pangan, kesehatan pangan dan keterangan asal muasal porang.

“Ada banyak protokol yang harus dimulai semuanya. Mulai dari hulu sampai hilirnya. Artinya petani sampai ujungnya nanti harus bersama-sama mulai petani, pabrikan dan kemasan semuanya harus baik. Jangan ada pelanggaran. Karena sanksinya cukup lama ditahan ekspornya bisa lima tahun. Makanya jaga bersama-sama,” jelas Kaji Mbing.

Kaji Mbing menyatakan Pemkab Madiun akan terus memantau sehingga harga porang bergerak naik. Ia optimistis eskpor porang yang dibuka kembali di China akan berdampak naiknya harga porang kembali nornmal.

“Kami akan kawal dan pantau terus bagaimana pergerakan harga ini naik. Logisnya ketika ekspor di China dibuka maka kebutuhan porang di China akan tersalurkan. Jadi hukum pasar antara penawaran dan permintaan pasti akan berlaku. Secara otomatis harga akan kembali naik meski berlahan,” kata Kaji Mbing. 

https://surabaya.kompas.com/read/2022/07/08/110825078/curhat-petani-porang-madiun-surati-menteri-pertanian-sikapi-hancurnya-harga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke