Salin Artikel

Beli Minyak Goreng Curah Pakai PeduliLindungi, Pedagang: Sosialisasi Belum Ada

Menanggapi kebijakan tersebut, pedagang sembako di Pasar Relokasi Kota Batu, Jawa Timur memilih pasrah mengikuti aturan tersebut meski belum ada sosialisasi.

Salah satu pedagang, Indra Susanto (40) mengaku, belum mendapatkan sosialisasi dari pemerintah terkait cara penjualan minyak goreng curah menggunakan aplikasi PeduliLindungi.

Dia menilai cara tersebut menyulitkan transaksi jual-beli antara pedagang dan pembeli.

"Saya belum tahu cara itu, sosialisasi dari pemerintah belum ada. Tapi menurut saya kalau diterapkan ya jadinya ribet, kan kalau beli langsung lebih cepat, harga juga sama Rp 14.000 per liter," kata Indra saat ditemui pada Senin (4/7/2022).

Meski begitu, dia akan tetap mengikuti aturan dari pemerintah bila diterapkan secara serentak.

"Ya kalau misalkan pemerintah menerapkan ke seluruh pedagang, saya ikut saja. Rasa takut enggak laku pasti ada, misal pembeli nantinya lupa bawa HP atau KTP, kan mereka enggak jadi beli," katanya.

Indra juga mengungkapkan, secara berkala penjualan minyak goreng di kiosnya selalu dikontrol oleh pihak kepolisian.

Hal itu supaya pedagang menjual minyak goreng sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) yang sudah ditetapkan.

Menurutnya, saat ini untuk penjualan minyak goreng di kiosnya sudah stabil dibandingkan dengan beberapa bulan lalu adanya kelangkaan.

"Memang minyak goreng curah yang lebih banyak laku, terutama pembeli saya yang jualan gorengan, atau usaha lainnya. Kalau minyak goreng kemasan paling banyak rumah tangga yang beli, sekarang yang dua liter Rp 42.000 turun jadi Rp 40.000," katanya.

Beli pakai KTP

Pedagang lainnya, Andi Wahyu (53), mengungkapkan bahwa kiosnya sudah menerapkan penggunaan KTP bagi pembeli sebelum menggunakan aplikasi PeduliLindungi.

Penggunaan KTP ini sudah diterapkan olehnya sejak dua bulan yang lalu.

"Saya ikut pemerintah, distributornya dari Indomarco, jadi orang mau beli minyak curah harus pakai KTP. Kalau enggak saya tolak, itu satu KTP maksimal pembelian 10 liter," katanya.

Rata-rata para pembeli minyak goreng curah di tempatnya merupakan para pengusaha kuliner golongan kecil.

Sedangkan masyarakat golongan rumah tangga masih ada saja yang tidak tahu pembelian minyak goreng curah menggunakan KTP.

Andi mengatakan, untuk saat ini penjualan minyak goreng curah menurun seiring dengan turunnya harga minyak goreng kemasan.

"Dulu waktu awal-awal sehari 10 jeriken habis. Sekarang paling 5 jeriken, setiap jeriken isi 20 liter," katanya.

Soal penggunaan aplikasi PeduliLindungi, dirinya sebagai pedagang akan mengikuti aturan yang ada.

"Itu belum, tapi nanti kita ikut saja dari pemerintah," katanya.


https://surabaya.kompas.com/read/2022/07/05/201935478/beli-minyak-goreng-curah-pakai-pedulilindungi-pedagang-sosialisasi-belum

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke