Salin Artikel

Tradisi Toron, Kebiasaan Mudik Suku Madura Jelang Idul Adha

KOMPAS.com - Kegiatan mudik memang melekat dengan momen hari raya Idul Fitri, namun tidak bagi masyarakat Suku Madura.

Bagi orang dari Suku Madura, hari raya Idul Adha juga momen yang ditunggu-tunggu untuk melakukan tradisi Toron.

Tradisi Toron adalah kegiatan mudik yang dilakukan orang dari Suku Madura pada beberapa momen penting, salah satunya jelang hari raya Idul Adha.

Dilansir dari laman Tribunnewswiki, istilah “toron” juga memiliki makna khusus yang dapat diartikan sebagai toronan atau turunan

Sehingga tradisi Toron bisa berarti sebuah upaya untuk merawat turunan keluarga.

Meski bisa dilakukan sembarang waktu, namun terdapat tiga peristiwa penting bagi orang dari Suku Madura untuk melakukan tradisi Toron yaitu Idul Fitri, Idul Adha, dan Maulid Nabi

Sementara dilansir dari laman infopublik.id, tradisi Toron merupakan sebuah keharusan bagi orang dari Suku Madura apabila telah memiliki bekal yang cukup, serta memiliki kondisi tubuh yang masih sehat.

Selain bersilaturahmi, kegiatan pulang kampung dilakukan untuk melakukan nyekar atau nyalase dengan berkunjung ke kuburan untuk mendoakan para pendahulu.

Tradisi Toron menjadi istimewa karena menunjukkan sifat orang dari Suku Madura yang mempunyai ikatan kuat dengan kampung halaman tempat mereka dilahirkan.

Budayawan Madura, Abrari Alzael, menjelaskan bahwa tradisi Toron yang dilakukan orang dari Suku Madura dibedakan menjadi dua.

Pertama adalah Toron yang berarti turun ke bawah dan yang kedua, adalah Toron Tana yang berarti turun ke tanah.

"Jadi mudik di Madura itu, tidak hanya Idul Fitri saja, tapi saat Idul Adha, Maulid Nabi, hajatan, famili haji, kelahiran, kemudian ketika ada keluarga yang wafat maka orang Madura yang sedang merantau pasti pulang kampung," kata Abrari.

Sementara sosiolog dari Universitas Airlangga, Surabaya, Bagong Suyanto mengungkapkan bahwa tradisi Toron dimaknai perantau Madura sebagai cara mereka nyambung ‘bheleh’ atau kegiatan untuk menyambung kekeluargaan setelah kembali dari perantauan.

Toron kemudian dipandang sebagai sebuah tuntutan sosial bagi para perantau asal Madura agar tidak lupa kampung halaman.

Ketika Idul Adha, orang Madura memaknainya sebagai waktu untuk bersedekah yang secara kultural mendorong masyarakat Madura merasa harus pulang.

“Momentum Idul Adha juga dimaknai orang Madura agar tidak lupa pada asal usulnya. Merefleksikan kekerabatan dan kohesi sosial masyarakat Madura,” jelasnya.

Saat silaturahmi atau nyambung bheleh biasanya mereka membawa terateran atau oleh-oleh yang ditujukan untuk tetangga, keluarga, dan ulama.

Tradisi toron ini tak bisa dilepaskan dari onggha yangi bermakna migrasi atau merantau.

Orang Madura yang merantau biasanya bertujuan untuk menaikkan taraf perekonomian keluarga dengan mencari pekerjaan di luar Madura.

Tekad kuat untuk memperbaiki kondisi ekonomi itu sekaligus menjadi motivasi saat bekerja di rantau.

Sehingga ketika kondisi perekonomiannya sudah membaik orang Madura punya semacam memiliki kewajiban untuk tidak melupakan tanah leluhurnya.

Sumber:
tribunnewswiki.com
infopublik.id
regional.kompas.com

https://surabaya.kompas.com/read/2022/06/28/223759778/tradisi-toron-kebiasaan-mudik-suku-madura-jelang-idul-adha

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke