Salin Artikel

Kasus PMK di Probolinggo Meluas hingga Tembus 11.314 Ekor, Petugas Terkendala Minimnya Obat-obatan

PROBOLINGGO, KOMPAS.com - Medik Veteriner Muda Dinas Pertanian (Diperta) Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Nikolas Nuryulianto mengatakan, penyebaran kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Probolinggo terus meluas.

Hingga Kamis (23/6/2022), ternak sapi yang terpapar PMK tembus angka 11.314 ekor. Bahkan, sudah ada 96 ekor sapi yang mati karena terjangkit PMK. Upaya penanganan PMK masih menunggu vaksin.

"Sampai saat ini ada 11.314 ekor sapi yang terpapar PMK. Sapi potong 8.870 ekor dan 2.444 ekor sapi perah. Untuk sapi yang mati juga bertambah, sapi potong mati ada 43 dan sapi perah ada 53 ekor. Jadi sudah ada 96 ekor sapi yang mati,” kata Nikolas saat dihubungi, Kamis.

Sambil menunggu vaksin datang, peternak sapi ada yang menggunakan sabun cuci piring, garam dan air cabai sebagai percobaan untuk menyembuhkan sapinya yang sakit.

Menurut Nikolas, Dinas Pertanian Kabupaten Probolinggo melalui dokter hewan atau koordinator peternakan kecamatan dan petugas teknis kecamatan telah melakukan pelayanan penanganan PMK secara optimal kepada ternak milik masyarakat.

Menurutnya, Badan Kesehatan Hewan Dunia menyatakan Indonesia bebas PMK sejak tahun 1990. Sehingga, saat ini tidak ada satupun provinsi, kabupaten atau kota di Indonesia yang siap menghadapi PMK.

Nikolas menjelaskan, dokter hewan atau petugas teknis peternakan sejak 9 Mei 2022 hingga 22 Juni 2022 telah berjibaku memberikan pelayanan terbaik kepada ternak milik masyarakat agar bisa bertahan terhadap virus PMK. Hal ini dilakukan sambil menunggu datangnya vaksin PMK yang diimpor pemerintah.

Virus PMK, kata Nikolas, bisa mati karena panas (direbus dalam air mendidih) selama 30 menit. Selain itu, virus yang meyerang hewan ternak itu juga bisa mati dengan cairan disinfektan.


“Keterbatasan anggaran dan obat-obatan menjadi semangat Dinas Pertanian, khususnya para dokter hewan di lapangan dan petugas teknis peternakan kecamatan dalam menghadapi badai PMK. Virus PMK penyebarannya 100 persen dan menyebabkan kesakitan hampir 95 persen,” jelas Nikolas.

Nikolas menyebut, kesembuhan ternak yang terkena PMK bukan hanya menjadi tanggung jawab dokter hewan dan petugas teknis peternakan. Melainkan juga menjadi kewajiban dari peternak untuk merawat ternaknya hingga sembuh.

Niko menambahkan, dokter hewan dan petugas teknis peternakan bahkan ada yang mengupayakan membeli obat-obatan dengan kemampuan finansial sendiri demi tetap menjaga pelayanan kepada ternak masyarakat.

Diberitakan sebelumnya, peternak sapi di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, resah dengan adanya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak. Mereka berharap bisa segera mendapatkan vaksin.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/06/23/133437778/kasus-pmk-di-probolinggo-meluas-hingga-tembus-11314-ekor-petugas-terkendala

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke