Salin Artikel

Harga Cabai Rawit di Jatim Tembus Rp 85.000 Per Kilogram, Ini Respons Khofifah

Berdasarkan data sistem informasi ketersediaan dan perkembangan harga bahan pokok (Siskaperbapo), harga rata-rata cabai rawit merah pada Selasa (7/6/2022) hampir mencapai Rp 85.000 per kilogram.

Harga tersebut naik 240 persen lebih dibanding harga pada 10 Mei 2022 sebesar Rp 24.840.

Sedangkan harga rata-rata komoditas cabai merah besar pada periode yang sama mencapai Rp 62.144.

Harga tersebut naik 78,58 persen dibandingkan harga 10 Mei 2022 sebesar Rp 34.798.

Khofifah ungkap penyebab

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyebutkan, ada 2 penyebab naiknya harga cabai di Jawa Timur.

Pertama curah hujan tinggi, lalu serangan hama tanaman Organisme Pengganggu Tanaman (OPT).

"Pertama ialah tingginya curah hujan yang menimbulkan serangan penyakit pada tanaman. Ini kemudian berdampak pada penurunan produksi dan jadwal tanam cabai mengalami kemunduran," katanya, Rabu (8/6/2022).

Di daerah dataran rendah, seharusnya penanaman cabai dilakukan April 2022.

Namun karena curah hujan yang masih tinggi, akhirnya menyebabkan berkurangnya luas tanam, karena lahan tanam banyak tergenang air.


Terkait serangan hama tanaman, data Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur, Pada periode April 2022 mencatat ada empat jenis serangan OPT, yakni hama lalat buah  (32,4 hektare), trips (15,55 hektare, dan kutu kebul seluas 2,21 hektare.

Sedangkan penambahan serangan penyakit virus kuning seluas 34,03 hektare, Antraknose seluas 12,31 hektare, bercak daun seluas 8,4 hektare, dan layu fusarium 2,5 hektare.

Idul Adha stabil

Gubernur Khofifah memastikan, pihaknya bisa kembali melakukan stabilisasi harga cabai setidaknya pada momentum Idul Adha pada awal Juli 2022 mendatang.

Untuk mengatasi serangan hama tanaman di beberapa lokasi sentra di kawasan dataran tinggi, pihaknya memanfaatkan Agen Pengendali Hayati.

"Sekarang di beberapa lokasi sudah mulai tumbuh tunas baru, sehingga diharapkan dapat membantu ketersediaan cabai rawit jelang Idul Adha," ujarnya.

Sementara di kawasan dataran rendah,  dilakukan penanaman cabai varietas genjah dengan usia panen 70-80 hari, yaitu varietas Bhaskoro dan Dewata.

Jawa Timur sendiri, kata Khofifah, sebenarnya merupakan sentra produksi cabai rawit maupun cabai merah panjang. Bahkan produksi setiap tahunnya selalu mengalami surplus.

Luas tanam komoditas cabai rawit pada Januari – Maret 2022 mencapai 14.562 hektare dengan hasil panen mencapai 164.806 ton. Dengan konsumsi sebesar 18.273 ton, maka produksi cabai rawit masih surplus 146.533 ton.

Pada Mei 2022, luas tanam Cabai Rawit yaitu sebesar 6.274 ha dengan sasaran produksi sebesar 104.007 ton sehingga diperkirakan mendapatkan surplus sebesar 91.825 ton.

Sementara perkembangan komoditas cabai besar pada Januari-Maret 2022 yaitu luas tanam mencapai 2.525 hektare dengan produksi mencapai 33.350 ton dan konsumsi sebesar 17.082 ton/kapita/tahun.

Melihat angka tersebut, maka produksi cabai besar masih surplus 16.268 ton.

Selanjutnya, pada bulan April sebesar 63 persen prognosa pada Mei menunjukkan luas tanam cabai besar sebesar 1.285 hektare dengan sasaran produksi sebesar 11.892 ton sehingga diperkirakan mendapatkan surplus sebesar 503 ton.

Secara umum, kontribusi hortikultura strategis Jawa Timur terhadap nasional untuk komoditas cabai besar senilai 9,4 persen atau menduduki urutan empat nasional. Sedangkan komoditas cabai rawit menyumbang sebesar 41,8 persen atau yang tertinggi secara nasional.

Lima kabupaten produsen cabai besar tertinggi tahun 2021 di Jawa Timur antara lain, Kabupaten Malang, Kabupaten Kediri, Kabupaten Blitar, Kabupaten Banyuwangi, dan Kabupaten Probolinggo. 

https://surabaya.kompas.com/read/2022/06/08/105543278/harga-cabai-rawit-di-jatim-tembus-rp-85000-per-kilogram-ini-respons

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke