Salin Artikel

Kisah Penjual Pentol di Nganjuk Bisa Naik Haji, Tiap Bulan Sisihkan Uang Rp 500.000

NGANJUK, KOMPAS.com – Seorang pria berkaus koko hijau tua tampak sibuk di gerobaknya, Selasa (7/6/2022). Ia tengah maladeni pembeli pentol, jajajan yang dijajakannya persis di depan rumahnya.

Pria tersebut adalah Afandi (62), warga Desa Tanjungtani, Kecamatan Prambon, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Siang itu, ia tengah meladeni pembeli pentol yang mampir di gerobaknya.

Jika dilihat sekilas, tak ada yang istimewa dari sosok Afandi. Namun siapa sangka, pria yang juga sebagai guru honorer ini merupakan salah satu dari 274 calon jemaah haji (CHJ) asal Kabupaten Nganjuk yang akan berangkat tahun ini.

“Insyaallah nanti tanggal 10 (Juni) kita berangkat ke Arab,” kata Afandi kepada wartawan, Selasa.

Afandi mendaftar haji pada tahun 2010. Namun, karena penghasilnya pas-pasan, ia tak mampu melunasi Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) saat akan berangkat.

Pria dua anak ini memilih mencicil setiap bulan untuk melunasi BPIH. Caranya dengan menyisihkan uang Rp 500.000 saban bulan.

“Setelah saya daftar haji, saya terus menabung tiap bulan, sedikit-sedikit dari hasil jualan es lilin dan jualan jajan-jajan di sekolah maupun di tempat (lainnya),” tutur Afandi.

“Kami sekeluarga, sama istri saya semangat terus tiap bulan, kami menabung mulai tahun 2010 sampai 2018 sudah lunas, tiap bulan kami menabung Rp 500.000,” lanjut dia.

Usaha Afandi bersama istrinya, Istiqomah, menabung saban bulan untuk melunasi BPIH tak percuma. Pada tahun 2019, pria yang tercatat sebagai guru honorer di SMK Al Asyariyah Prambon itu mendapat undangan dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten Nganjuk.

Afandi diundang karena diproyeksikan berangkat haji pada tahun 2020.

“Ternyata tahun 2020 itu gagal tidak jadi berangkat karena ada musibah internasional yaitu corona,” paparnya.

Gagal berangkat haji pada tahun 2020, Afandi sempat merasa kecewa. Sebab, keinginannya yang menggebu ternyata batal ditunaikan.

“Waktu itu enggak jadi berangkat tidak apa-apa, walaupun sedikit merasa susah. Pertama menggebu-gebu (ingin naik haji), tapi tidak jadi berangkat ya susah sedikit,” kata Afandi.

Dua tahun berselang, Afandi akhirnya berkesempatan pergi ke tanah suci. Ia menjadi salah satu dari 274 CHJ asal Kabupaten Nganjuk yang rencananya berangkat tahun ini.

“Alhamdulillah saya katut, nama saya bisa tahun ini naik haji ke Makkah. Namun istri saya enggak katut, karena daftarnya dulu tidak sama (tidak berbarengan),” jelasnya.

Afandi memang tidak mendaftar haji seorang diri, istrinya yakni Istiqomah turut mendaftar karena juga bermimpi untuk bisa menunaikan rukun Islam yang kelima.

“Saya lega bisa berangkat, walupun istri tidak ikut kecewa sedikit,” ucap Afandi.

“Tapi akhirnya istri saya memahami, dan menyadari bahwa Insyaallah tahun depan tahun 2023 nanti bisa naik haji ke Makkah,” lanjut dia.

Tidak menyangka

Pergi haji ke tanah suci tak ada dalam benak Afandi sebelumnya. Sebab, penghasilannya sebagai guru honorer tak seberapa. Sementara usaha sampingannya berjualan pentol juga tak banyak.

“Penghasilan bersih satu bulan Rp 1.500.000, yang Rp 500.000 untuk bayar cicilan haji, yang Rp 1 juta untuk hidup satu keluarga, bayar kuliah anak dua. Ini pun (penghasilan bersih) kalau jualan ramai,” tutur Afandi.

“Secara akal sehat menurut perhitungan ekonomi, saya keluarga enggak mampu untuk naik haji. Karena apa? Ya dari penghasilan segitu,” sambungnya.

Untuk itu, Afandi mengaku sangat bersyukur bisa mendapatkan kesempatan menunaikan ibadah haji.

“Kadang-kadang saya masih bertanya-tanya, masih tidak menyadari bahwa saya tahun ini bisa berangkat,” pungkas dia.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/06/07/191614878/kisah-penjual-pentol-di-nganjuk-bisa-naik-haji-tiap-bulan-sisihkan-uang-rp

Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke