Salin Artikel

Buntut Pengendalian Wabah PMK, 736 Sapi Asal NTT Dilaporkan Tertahan di Pelabuhan Tanjung Perak

SURABAYA, KOMPAS.com - Sebanyak 736 ekor sapi asal Nusa Tenggara Timur (NTT) dilaporkan tertahan di perairan wilayah Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, sejak 2 hari terakhir.

Ratusan sapi tersebut tidak dapat diturunkan akibat kebijakan pengendalian dan pembatasan lalu lintas hewan ternak buntut Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang sedang mewabah.

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur Adik Dwi Putranto mengaku mendapatkan kabar tersebut dari seorang pengusaha anggota Kadin.

"Sudah 2 hari lalu tertahan. Muatan sapi tidak bisa diturunkan," katanya saat dikonfirmasi, Jumat (13/5/2022).

Ratusan sapi tersebut sedianya akan dikirim ke Jawa Timur melalui Surabaya dan ke Jakarta.

Menurut Adik, sapi-sapi tersebut dikirim dari NTT sebelum adanya kebijakan pembatasan hewan ternak.

"Tapi saat sapi-sapi tersebut sampai di Surabaya, kebijakan pembatasan sudah diterapkan," ujarnya.

Dia berharap, pemerintah memberikan solusi agar kebijakan pembatasan hewan ternak tidak mengganggu distribusi hewan ternak, khususnya jelang Hari Raya Idul Adha.

"Saya harap ada solusi khusus dari pemerintah daerah tentang nasib pengiriman sapi-sapi ini," ucapnya.

Seperti diberitakan, Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak ditemukan di sejumlah daerah di Jawa Timur. Di Kabupaten Sidoarjo, wabah PMK menjangkiti 595 ekor sapi potong, sapi perah dan kerbau yang tersebar di 11 kecamatan dan 14 desa. 

Di Kabupaten Gresik, dilaporkan 402 ekor sapi potong terjangkit PMK yang tersebar di lima kecamatan dan 22 desa. Di Kabupaten Lamongan, terkonfirmasi wabah PMK menjangkiti 140 ekor sapi yang tersebar di tiga kecamatan dan enam desa.

Sementara di Kabupaten Mojokerto, sebanyak 148 ekor sapi potong yang tersebar di sembilan kecamatan dan 19 desa mengalami indikasi terjangkit PMK.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/05/13/164858578/buntut-pengendalian-wabah-pmk-736-sapi-asal-ntt-dilaporkan-tertahan-di

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke