Salin Artikel

Diusukan Jadi Warisan Budaya Tak Benda UNESCO, Ada 17 Perangkat Reog Ponorogo, dari Barongan hingga Jaranan

Usulan tersebut disampaikan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kepada UNESCO dalam lokakarya pengusulan ICH UNESCO pada 15-16 Februari 2022 di Jakarta.

Kesenian reog tak bisa dipisahkan dari Kabupaten Ponorogo.

Bahkan Pemkab Ponorogo menggelontorkan uang Rp 90 miliar untuk membangun monumen reog raksasa setinggi 126 meter dan museum peradaban.

Monumen tersebut dibangun di sebuh bukit gamping di wilayah Kecamatan Sampung dengan luas 25 hektar dan ditargetkan rampun dalam waktu tiga tahun.

Monumen reog raksasa tersebut diharapkan menjadi pemikat bagi wisatawan domestik dan internasional datang ke Ponorogo.

“Museum itu tidak hanya memotret Ponorogo dari aspek budaya saja. Tetapi ada sejarahnya. Semisal reog sebenarnya siapa yang menciptakan. Dari mana asal usulnya dan apa ceritanya. Sampai pertanian, pendidikan hingga pondok modern. Intinya peradaban Ponorogo dari waktu ke waktu kami akan tatakan literasi di situ,” tutur Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, Senin (7/3/2022).

Kelahiran reog dilatarbelakangi dari kisah perjalanan Prabu Kelana Sewandana, Raja Kerajaan Bantarangin yang sedang mencari calon permaisuri.

Ia bersama prajurit berkuda dan patih yang setia Bujangganong akhirnya bertemu dengan Dewi Sanggalangit, yakni putri asal Kediri.

Namun Sang Putri menetapkan syarat agar Sang Prabu menciptakan kesenian yang baru. Sehingga lahirlah kesenian reog.

Bentuk reog yang sebenarnya adalah sebuah sindiran yang berarti sang raja (kepala harimau) sudah disetir atau sangat dipengaruhi oleh permaisurinya.

“Alur cerita pementasan Reyog yaitu Warok, kemudian Jatilan, Bujangganong, Kelana Sewandana, barulah Barongan atau Dhadak Merak di bagian akhir. Ketika salah satu unsur di atas sedang beraksi, unsur lain ikut bergerak atau menari meski tidak menonjol," tulisnya dibuku.

Mereka menulis, jika ditotal jumlah perangkat kesenian reog ada 17 yang mengingatkan simbol shalat wajib bagi umat Islam dalam sehari yakni 17 rakaat.

Berikut perangkat reog ponorogo:

Jumlah dhahak merak yang digunakan hanya 1 dan perangkat ini paling dominan dalam kesenian.

Dhahak Merak terdiri dari caplokan (kepala harimau) yang tebuat dari kerangka kayu dhadap, bambu, rotan dan ditutup dengan kulit harimau.

Pada kerangka dari bambu dan rotan digunakan untuk menata bulu merak untuk menggambarkan seekor merak yang sedang mengembangkan bulunya dan mengigigit untaian manik-manik.

2. Topeng klono sewandono

Kelono Sewandono menggambarkan tentang sosok seorang raja muda yang tampan, gagah berani dari kerajaan Bantarangin (Ponorogo jaman dulu).

Ia memiliki pusaka sakti berbentuk pecut (cemethi) yang bernama Pecut Samandiman.

Bentuk Topeng Klono Sewandono, dilengkapi dengan mahkota yang terbuat dari kulit kerbau yang dipahat.

Sementera cemeti yang dibawa berbentuk tongkat lurus dari rotan yang hiasi jebug dari benang warna merah dan kuning. Jumlah topeng klono sewandono yang digunakan hanya 1 buah.

Wajahnya berwarna merah darah, rambutnya lebat warna hitam menutupi pelipis kiri-kanan. Menggambarkan sosok seorang Patih Muda yang cekatan, cerdik, jenaka, berkemauan keras, dan sakti mandraguna.

Topeng terbuat dari bahan kayu Dhadap, rambut dari bulu ekor sapi, tutup kepala dari kain polos warna merah, pada ujung kiri dan kanan diberi tali yang dapat diikatkan pada leher pemainnya.

Hanya satu topeng pujangganong yang digunakan dalam pertunjukan.

4.Topeng Patra Jaya dan Patra Tholo

Menggambarkan seorang sosok dua orang abdi (pembantu) mewakili tokoh rakyat kecil, yang
sekaligus berperan sebagai pelawak.

Topeng ini terkesan jenaka, tanpa bibir bawah. Topeng Patra Jaya (Penthul) berwarna putih, penari bertubuh jangkung.

Sedangkan Topeng Patra Tholo (Tembem) berwajah hitam kecoklat-coklatan, penari bertubuh pendek dan gemuk. Ada dua topeng yang digunakan yakni topeng patra jaya dan patra tholo.

Bahan eblek terbuat dari anyaman bambu halus, tepinya berbingkai yang terbuat dari bambu atau rotan. Warna dasar putih dengan gambar motif pakaian Kuda yaitu sarungan (di bagian kepala). Ada 2 jaranan yang digunakan

6. Kendang

Kendang berfungsi sebagai aba-aba saat akan dimulainya gending, juga berfungsi sebagai
pengiring gerakan tari dan pemangku irama (pengendali) maupun pengatur tempo (cepat
lambatnya) gending.

Bahan Kendang adalah kayu utuh bulat berdiameter 30 cm s/d 40 cm dengan panjang 80 cm s/d 90 cm.

Kayu tersebut dilubangi dari ujung (diameter 30 cm) sampai pangkal (diameter 40 cm) membentuk sebuah tabung mengerucut dengan tebal dindingnya 3 cm. Asa satu kendangyang digunakan.

8. Terompet

Terompet berlaras pelog berfungsi sebagai pembawa lagu/melodi dan pemberi aba-aba.
Bahan terompet dari Kayu ditatah menyerupai seruling, hanya saja pada bagian depan
berbentuk corong berukir dan bagian belakang diberi asesoris kumis-kumisan dari batok
kelapa.

Lubang terompet hanya 4 lubang dan menghasilkan suara yang khas melengking dengan cara membunyikan dengan tiup dan hisap, sehingga bisa berbunyi terus menerus.

9. Gong

Gong berlaras slendro berfungsi sebagai bass, dipukul bersamaan dengan kenong
pada pukulan genap. Bahan Gong adalah kuningan, besi dengan diameter 100 cm.

10. Kethuk dan Kenong

Kethuk dan kenong berlaras slendro dan berjarak nada dua interval (5-2), berfungsi sebagai ritmis dipukul secara bergantian dengan ritme yang tetap sesuai dengan tempo gending.

Kenong dipukul genap mesti dibarengi dengan gong (kempul). Bahan pembuatnya adalah dari
kuningan atau besi. Kethuk dan kenong yang digunakan ada dua buah.

11. Angklung

Ada empat angklung yang diguanakan yakni berlaras pelog 2 buah, dan berlaras slendro 2
buah.

Angklung dibunyikan sebagai pengiring disela-sela kethuk dan kenong. Bahan Angklung terbuat dari bambu yang disayat dengan ukuran yang berbeda-beda sehingga menghasilkan suara yang berlainan

Heri Wijayanto dan Rido Kurniati menulis, perangkat reog yang berjumlah 17 dengan 11
jenis peralatan yang digunakan itu banyak mengandung nilai-nilai luhur yang belum
terungkap secara gamblang dan mempunyai pemaknaan yang beragam.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/04/05/174000878/diusukan-jadi-warisan-budaya-tak-benda-unesco-ada-17-perangkat-reog

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke