Salin Artikel

Oknum Perangkat Desa Diduga Potong BPNT, Warga: Dia Bilang Ini Biasa, Mbak, untuk Bagi Rata

M bercerita mulanya dirinya datang ke Balai Desa Pakes setelah adanya pemberitahuan perangkat desa bahwa ada pencairan BPNT. 

Setibanya di lokasi, M yang mewakili ibunya atas nama A sebagai Keluarga Penerima Manfaat (KPM), menerima uang sebesar Rp 600.000.

Saat itu dia diminta berfoto dengan memegang uang serta KTP.

"Nah setelah itu saya pulang, pas keluar di pintu pagar sudah ada beberapa perangkat desa yang berjejer di situ meminta uang BPNT itu, dan cuma dikembalikan Rp 100.000 ke saya," kata M, Jumat (18/3/2022).

"Apelnya (perangkat desa) cuma bilang gini, ini sudah biasa, Mbak, buat bagi rata. Saya kaget dan saya enggak bisa apa-apa saat itu," lanjut dia.

M semakin bingung karena uang yang diterimanya sangat kecil. Dia pun merasa tidak seharusnya hal ini dilakukan oleh perangkat desa.

Seketika itu, M berinisiatif mendatangi Mapolsek Konang untuk melapor.

M juga mengunggah hal tersebut di media sosial Facebook.

"Hari itu saya langsung ke Polsek untuk melaporkan ini, saya menilai ini bukan dipotong tapi dirampas atau dirampok," papar dia.


Dikembalikan

Setelah dilaporkan, akhirnya uang sang ibu dan KPM yang lainnya dikembalikan oleh oknum perangkat desa tersebut.

"Sekitar jam sebelas malam itu uang itu dikembalikan dan oknum ini bilang minta maaf ke saya serta minta agar postingan saya dihapus, jadi uang ibu saya dan warga lainnya kembali," terang dia.

Menurut M, tidak hanya menyunat BPNT, bansos PKH pun juga dipotong oleh oknum perangkat desa dengan modus yang sama.

"Kalau PKH awalnya ada yang nerima Rp 300.000, kan bilangnya isi Rp 500.000 . Nah kurang Rp 200.000, yang rinciannya Rp 100.000 buat tabungan dan Rp 100.000 lagi buat bagi rata ke masyarakat yang enggak dapat," beber dia.

Di triwulan kedua, lanjut dia, ibunya hanya menerima Rp 150.000 dan triwulan ketiga turun menjadi Rp 100.000, hal itu terjadi selama kurun waktu lima tahun.

Meminjam kartu ATM

Modus yang dilakukan untuk memotong bantuan PKH oleh perangkat desa yakni dengan meminjam kartu ATM KPM.

Selanjutnya mereka mengambilnya sendiri ke mesin ATM. Setelah uang diambil, perangkat desa mengantarkan uangnya langsung ke rumah setiap KPM.

"ATM nya dipinjam setelah diambil uangnya lalu diantarkan ke rumah warga, bahkan sampai saat ini ibu saya enggak pegang kartu ATM itu, " sebut dia.

M tidak melaporkan sejak dulu karena mengaku tidak tahu nominal yang sebenarnya.

Oleh karena itu, dia sengaja melaporkan ke Mapolres Bangkalan kali ini.

"Ya kami enggak tahu kalau begitu, ternyata sekarang baru ada kesempatan ambil sendiri ini. Kan ketahuan. Soalnya masyarakat Pakes ini ketakutan karena enggak ada yang berani melaporkan sama kadesnya," kata dia.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Bangkalan AKP Sigit Nursiyo Dwiyugo menyampaikan, pihaknya yang mengetahui unggahan di Facebook langsung memerintahkan anggotanya untuk melakukan penyelidikan.

“Kalau laporan resminya, saya belum dapat kabar ini, mungkin sudah ada resmi kemarin, tapi sebelum itu saya sudah menebitkan surat tugas penyelidikan khusus hal ini,” tandas dia.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/03/18/144212678/oknum-perangkat-desa-diduga-potong-bpnt-warga-dia-bilang-ini-biasa-mbak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke