Salin Artikel

Warga Banyuwangi Gelar Ritual Resik Lawon, Bersihkan Baju Sang Buyut Jelang Ramadhan

Acara adat itu secara prinsip adalah mengganti baju Ki Wongso Karyo, yang merupakan salah satu nenek moyang Suku Osing.

Ki Wongso Karyo dikisahkan memiliki jambul rambut belakang atau kuncung wingking dalam bahasa Jawa, sehingga kerap disapa Buyut Cungking.

Tempat persemayamannya pun berada di Lingkungan Cungking, Kelurahan Mojopanggung, Kecamatan/Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Nama kampung tersebut pun diyakini diambil dari nama panggilan sang buyut.

"Sebenarnya ritual Resik Lawon pada hari ini, itu untuk mengganti baju setiap tahun satu kali. Karena ini mau menghadapi atau jelang bulan Ramadhan, jadi itu setiap tahunnya dilaksanakan," kata juru kunci Situs Makam Buyut Cungking Jam'i, Kamis.

Pihaknya melaksanakan persiapan dan prosesi tradisi itu sejak Rabu (16/3/2022) sore. Mereka menyiapkan perlengkapan di balai milik keluarga Jam'i.

Keesokannya, kain mori yang dijadikan kelambu di makam Buyut Cungking dilepas dan dilipat, kemudian dibawa ke sungai.

Dam Banyu Gulung yang berjarak sekitar 1 kilometer merupakan lokasi sungai yang selalu digunakan warga dalam pelaksanaan ritual ini.

Sebagian masyarakat meyakini bahwa air perasan bilasan kain putih itu bertuah. Mereka pun mengambilnya dalam botol-botol plastik dan dibawa pulang.

Kain mori atau lawon itu kemudian dijemur hingga ketinggian belasan meter karena ukurannya yang panjang dan tidak boleh menyentuh tanah.

"Harapannya supaya bersih, setelah Ramadhan kan Hari Raya Idul Fitri. Jadi sekalian dibersihkan di sini," kata Jam'i yang merupakan juru kunci generasi kesembilan itu.

Kain mori yang sobek atau rusak diganti yang baru. Kemudian, dipasang kembali sebagai kelambu di pondok persemayan Buyut Cungking di lingkungan pemakaman Lingkungan Cungking.

Prosesi selanjutnya berdoa kepada Tuhan di depan pintu makam Buyut Cungking secara bergantian. Sisa kain mori yang tak terpakai kemudian dikubur di halaman pondok persemayaman sang buyut tersebut.

Sejumlah warga berduyun-duyun mengikuti prosesi itu, dari yang sibuk di dapur hingga yang menangani kain mori. Mereka berharap mendapatkan berkah dari sang buyut.

Apalagi, kata Jam'i, diyakini sampai saat ini Buyut Cungking masih hidup. Bukannya meninggal dunia, sang buyut telah melalui prosesi moksa atau telah lepas dari ikatan duniawi.

"Kalau Buyut Cungkin itu moksa, bukan wafat," kata Jam'i.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/03/18/080631278/warga-banyuwangi-gelar-ritual-resik-lawon-bersihkan-baju-sang-buyut-jelang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke