Salin Artikel

Potensi Budidaya Tanaman Hias di Kota Batu, Rutin Ekspor ke Negara di Asia dan Eropa

BATU, KOMPAS.com - Kota Batu menjadi sentra penghasil tanaman hias di Jawa Timur. Bahkan, di Desa Sidomulyo, Kecamatan Bumiaji, hampir 80 persen penduduknya merupakan pelaku tanaman hias.

Tidak sedikit hasil budidaya tanaman hias di desa itu diekspor ke sejumlah negara. Berdasarkan pada data di Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kota Batu, pada tahun 2021 ada beberapa jenis tanaman hias yang diekspor ke sejumlah negara di Asia dan Eropa. Seperti sandersonia, zephyranthes, calathea, philodendron dan monstera.

Untuk tanaman hias jenis sandersonia dan zephyranthes dikirim ke Jepang, masing-masing sebanyak 62.000 dan 195.640 pcs.

Sedangkan untuk calathea, philodendron dan monstera dikirim ke Singapura, Thailand, Jepang dan Belanda, masing-masing sebanyak 1.000 pcs, 700 pcs dan 700 pcs setiap enam bulan sekali.

Kepala DPKP Kota Batu, Sugeng Pramono mengatakan, selama ini potensi tanaman hias di Kota Batu masih tersembunyi atau belum banyak dikenal oleh masyarakat luas, kecuali untuk jenis anggrek dan bonsai.

Karena itu, pihaknya berupaya untuk memperkenalkan jenis tanaman hias lain yang potensial di Kota Batu.

"Kami (Pemkot Batu) akan memfasilitasi pameran pada Bulan September atau Oktober nanti dengan skala internasional," kata Sugeng dalam acara latihan bersama Silaturahmi Kontes Tanaman Hias (Sintestha) 2022 di Desa Sidomulyo, Kota Batu, Minggu (30/1/2022).

"Ini tanaman hias potensinya masih tersembunyi, belum banyak diketahui, sehingga harus di ekspos dan terus digali potensi ini walaupun sudah diekspor," ujarnya.

Tanaman langka semakin diburu

Sony Rahma Putra, salah satu pelaku tanaman hias mengungkapkan, geliat bisnis tanaman hias terus berkembang meski sedang pandemi Covid-19. Bahkan menurutnya, di masa pandemi, masyarakat memiliki kecenderungan untuk memelihara jenis tanaman hias yang jarang ada di pasaran. Hal ini yang membuat nilai jual tanaman hias itu bisa mencapai puluhan juta rupiah.

"Biasanya kan umumnya anggrek, sekarang itu ada yang punya anthurium, syngonium, sanseviera dan lainnya itu bisa dibandrol hingga harga puluhan juta rupiah kalau bentuknya langka dan unik atau susah dicari karena ada yang antar jenis dikawinkan menghasilkan jenis tanaman hias baru," katanya.

Wahyuda Eldin Octaviano, seorang pelaku tanaman hias jenis bonsai mengaku, setiap bulan rata-rata mendapat penghasilan bersih sekitar Rp 30 juta. Wahyu mengaku menjual tanaman hias dari Rp 50.000 hingga Rp 1 juta.

Wahyu juga sudah ekspor tanaman hias ke Belanda, Perancis, Jerman, Malaysia, India.

"Jadi kirimnya saya itu sedikit saja barangnya tidak sampai satu kontainer, karena kalau banyak khawatir barangnya kemudian rusak karena prosesnya panjang ada karantina juga," katanya.

Selain itu, selama ini untuk kegiatan ekspor kerap terkendala dengan aturan soal jenis tanaman yang dilindungi. Dia mencontohkan tanaman hias jenis cemara udang. Tanaman endemik asal Madura itu merupakan salah satu bonsai yang tidak bisa dikirim ke luar negeri.

Kedala proses karantina tanaman

Kabid Perdagangan pada Diskoperindag Kota Batu, Nurbianto mengatakan, komoditas ekspor unggulan di Kota Batu masih didominasi oleh tanaman hias dengan menyumbang perputaran uang sekitar Rp 6 miliar pada tahun 2020 lalu.

Meski begitu, Nurbianto mengaku masih ada kendala karena ada beberapa jenis tanaman hias yang belum bisa dikirim ke luar negeri meskipun permintaannya tinggi.

"Seperti philodendron atau kuping gajah, lalu anthurium, ada alocasia atau jenis talas itu dihentikan ke negara-negara Asia Timur seperti Jepang dan Korea," katanya.

Penyebabnya adalah karena Badan Karantina Pertanian pada Kementerian Pertanian (Kementan) menilai tanaman hias tersebut mengandung bakteri nematoda. Penghentian ekspor tanaman hias itu terjadi sejak April 2021 lalu.

Meski begitu, para eksportir masih bisa melakukan ekspor ke negara-negara lainnya seperti Belanda, Thailand, Singapura dan Malaysia.

"Permasalahan lainnya seperti aturan dari BKSDA untuk tanaman spesies yang bukan campuran rekayasa genetika masih dianggap dilindungi sehingga tidak boleh dikirim ke negara lainnya, salah satunya anggrek padahal jenis tanaman itu sering dibudayakan oleh masyarakat," katanya.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/01/31/124118178/potensi-budidaya-tanaman-hias-di-kota-batu-rutin-ekspor-ke-negara-di-asia

Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke