Salin Artikel

Banyuwangi Waspada Demam Berdarah

Kasus DBD mulai muncul pada Desember 2021.

Pada Januari 2022 ini, ditemukan 25 kasus demam berdarah yang dialami warga Banyuwangi.

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyuwangi Amir Hidayat saat dihubungi Jumat (28/1/2022).

Dia mengatakan, satu di antara penderita DBD telah meninggal dunia.

Amir mengatakan, munculnya kasus DBD tak hanya terkonsentrasi di satu titik, melainkan tersebar di sejumlah kecamatan di Banyuwangi.

"Di perkotaan itu relatif lebih tinggi daripada di pedesaan. Tapi ini hampir merata di semua kecamatan (ada kasus)," kata Amir.

Menurut dia, datangnya musim hujan menjadi salah satu faktor munculnya banyak sarang nyamuk Aedes aegypti yang menyebarkan penyakit demam berdarah.

Mereka bertelur di genangan air dalam wadah-wadah terbuka, hingga populasinya meningkat dan membahayakan masyarakat.

Lingkungan kecamatan atau kota, dengan sedikit tanah yang bisa menyerap air, lebih mudah muncul genangan yang disukai nyamuk untuk berkembang biak.

Sementara di desa dengan tanah penyerapan air yang luas, memiliki potensi lebih rendah untuk dijadikan sarang nyamuk.

"Di kota itu terutama, karena air yang ditempati sarang nyamuk itu memang yang dipilih, karena tidak berhubungan dengan tanah. Kalau di desa, ada tanah, kolam dan sungai, yang menjadi tempat nyamuk sulit bersarang," kata Amir.

Saat ini, sejumlah kabupaten dan kota di Jawa Timur tengah menghadapi ancaman yang sama dan juga berstatus waspada DBD.

Pihak Dinkes Banyuwangi telah menginstruksikan semua puskesmas dan kecamatan untuk menyosialisasikan pencegahan terhadap sebaran nyamuk pembawa virus dengue itu.


Basmi sarang nyamuk DBD

Adapun satu-satunya cara untuk memutus mata rantai penularan demam berdarah ini ialah, dengan merusak sarangnya.

Hal itu bisa dilakukan dengan 3M, yakni menguras penampungan air seminggu sekali, menutupnya tempat penampungan air, serta mengubur barang bekas yang berpotensi menjadi tempat genangan air dan sarang nyamuk.

Bisa juga dilengkapi dengan membubuhkan obat pembunuh jentik nyamuk abate ke dalam tempat-tempat penampungan air.

Anak-anak dan remaja juga menjadi prioritas perlindungan, karena lebih rentan terjangkau gigitan nyamuk DBD.

"Karena nyamuk Aedes aegypti yang menjadi faktor demam berdarah itu, biasanya menggigit di pagi hari, 2 jam setelah matahari terbit dan 2 jam sebelum matahari terbenam. Maka kebanyakan menyasar pada anak-anak daripada orang dewasa," kata Amir.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/01/29/070329178/banyuwangi-waspada-demam-berdarah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke