Salin Artikel

Pohon di Taman Sritanjung Banyuwangi Tumbang, Cuaca Buruk Berpotensi Terjadi hingga Februari

Pohon menimpa atap kamar mandi umum di taman tersebut. Tidak ada korban luka dalam kejadian tersebut.

Namun, peristiwa yang sama juga terjadi di dua titik lain di Kecamatan Banyuwangi, dan dua titik di Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi.

Pohon-pohon yang roboh melintang di jalan, serta menimpa kabel listrik PLN dan warung milik seorang warga.

Kepala Bidang Kedaruratan Dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi Rachmat Ari Pratama mengatakan, pohoh-pohon tumbang langsung dievakuasi.

"Sudah terevakuasi dengan segera sore," kata Ari, saat dihubungi, Selasa.

Menurut Rachmat, banyaknya pohon tumbang di Kabupaten Banyuwangi disebabkan hujan deras dan angin kencang.

BPBD Banyuwangi mengimbau masyarakat mewaspadai pohon yang rawan roboh di sekitar tempat tinggal masing-masing.

"Ya, segera responsif terhadap sekitar, pohon, dan segera melaporkan kalau dirasa perlu perampasan (pemotongan dahan)," kata Ari.

Prakiraan cuaca BMKG

Sementara itu, Prakirawan Cuaca BMKG Banyuwangi Ibnu Haryo menambahkan, cuaca buruk berpotensi terjadi hingga akhir Februari.

Hal ini sesuai dengan kondisi Indonesia yang memasuki puncak musim hujan pada Januari dan Februari 2022.

Di sisi lain kemiringan sumbu rotasi Bumi menyebabkan sisi selatan garis Katulistiwa di Indonesia lebih hangat, dan kepadatan udara lebih renggang.


Hal itu menyebabkan udara dari utara dengan kepadatan yang lebih tinggi bergerak mengarah ke selatan. Ditambah munculnya gaya Coriolis di angkasa Indonesia yang membelokkan arah laju angin.

"Itu menyebabkan pertemuan aliran udara yang menyebabkan pembentukan awan konvektif di wilayah Indonesia, khususnya wilayah Jawa Timur, apalagi wilayah Banyuwangi," kata Ibnu, di kantornya, Selasa.

Awan konvektif atau awan cumolonimbus (CB) bisa menyebabkan hujan lebat, yang disertai angin kencang dan petir.

Ia menambahkan, jika terjadi di darat bisa menimbulkan puting beliung, dan di laut bisa menimbulkan waterspout.

Dampak paling buruk biasanya terjadi jika awan cumolonimbus tumbuh dan berkembang hingga fase jenuhnya.

Dalam keadaan itu, awan cumolonimbus akan memuntahkan atau menjatuhkan seluruh muatannya ke bawah berupa badai sesaat.

"Awan cumolonimbus bertumbuh-bertumbuh, kalau sudah memasuki fase jenuh, di situlah dia akan menjatuhkan semua muatannya. Jadi kalau ada awan CB tinggi itu bisa muncul angin kencang, disertai petir," ucap Ibnu.

Saat muncul awan cumolonimbus, pihaknya menyarankan masyarakat berlindung dan tidak berada di ruang terbuka seperti lapangan.

Lantaran manusia memiliki gelombang elektron yang bisa memunculkan ruang aliran petir ke tubuh manusia tersebut.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/01/19/120146778/pohon-di-taman-sritanjung-banyuwangi-tumbang-cuaca-buruk-berpotensi-terjadi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke