Salin Artikel

Upaya Pemkot Cegah Banjir di Surabaya, Normalisasi Saluran hingga Memecah Aliran Air

Hujan deras dan angin kencang yang melanda Surabaya membuat sejumlah ruas jalan protokol banjir pada Jumat (7/1/2022).

Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya Lilik Arijanto mengatakan, petugas telah menelusuri penyebab banjir di pusat kota.

"Di pusat kota kami kerahkan satgas hampir berjumlah 50-60 orang di tiga sampai empat titik untuk menelusuri dari hulu ke hilirnya pusat kota," kata Lilik saat dikonfirmasi, Selasa (11/1/2022).

Satgas dari DSDABM tersebut, kata Lilik, menyusuri dan membersihkan sampah pada setiap saluran di pusat kota.

Kemudian, pengerukan lumpur juga dilakukan mulai dari hulu ke hilir hingga menuju ke sungai.

"Memang di sana (saluran), problemnya yang kita temukan banyaknya utilitas yang ada di saluran yang menjadi kendala kita," ujar dia.

Banyaknya utilitas yang melintang, sambung Lilik, mengurangi kapasitas saluran. Selain itu, utilitas juga berpotensi membuat sampah berhenti mengalir.

"Makanya kami sekarang, yang pertama membersihkan dulu saluran. Kemudian menata utilitas yang ada di saluran," ujar dia.

Meski demikian, Lilik menyatakan, sebenarnya saluran di pedestrian pusat kota, kapasitasnya sudah cukup untuk menampung air saat hujan turun.

Namun, karena banyaknya utilitas yang melintang, hal ini menjadikan hambatan yang cukup signifikan untuk aliran air.

"Apalagi utilitas di pertemuan tiga bidang lebih, di situ akan menjadi hambatan yang cukup signifikan aliran air," jelas dia.

DSDABM Surabaya kini fokus melakukan pengerukan atau normalisasi saluran di sejumlah titik di pusat kota. Di antaranya, crossing saluran di Jalan Panglima Sudirman (Hokky Buah), Jalan Taman AIS Nasution, Jalan Embong Sawo serta brandgang di pusat kota.

"Kalau masih kurang, nanti akan kita tambahi lagi untuk pengerukan di pusat kota," terang dia.


Saat ditanya apakah ada rencana penambahan rumah pompa di pusat kota, Lilik mengaku belum memiliki rencana tersebut. Berdasarkan perhitungannya, air dari pusat kota menuju saluran pembuangan Sungai Kalimas seharusnya sudah mumpuni.

"Kalau belum bisa menampung, baru kita pikirkan untuk penambahan kapasitas pompa," ucap dia.

Upaya lain pun tengah disiapkan Pemkot Surabaya untuk mencegah terjadinya genangan air di pusat kota saat hujan deras turun.

"Saluran inlet yang awalnya miring kita tegakkan. Ini sekarang kita kerjakan di brandgang (sebelah) Grahadi," kata dia.

Di samping itu, Lilik menyebut, upaya lain yang sedang dikerjakan adalah memecah aliran air menjadi dua sisi. Pertama aliran air di sisi timur pusat kota akan langsung dibuang ke Sungai Kalimas.

"Sedangkan yang di pusat kota sebelah barat, tetap kita lewatkan Grahadi. Tapi dengan kapasitas inlet-nya di Grahadi kita besarkan," imbuhnya.

Pada 2022, Pekot Surabaya mengaku memiliki program untuk mengoneksikan Rumah Pompa Grahadi dengan Rumah Pompa Kenari.

Rencananya, crossing saluran juga bakal dikerjakan di depan Hotel Inna Simpang. Ini dilakukan supaya saluran di pusat kota sebelah barat, dapat terkoneksi dengan Rumah Pompa Kenari.

"Sehingga kalau bebannya besar di pusat kota sebelah barat, itu bisa didistribusikan sebagian kelebihannya ke Pompa Kenari. Rencananya tahun ini (dikerjakan)," tutur dia.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/01/11/151634678/upaya-pemkot-cegah-banjir-di-surabaya-normalisasi-saluran-hingga-memecah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke