Salin Artikel

Kerajaan Kediri: Sejarah Berdiri, Masa Kejayaan, Keruntuhan, dan Peninggalan

KOMPAS.com - Kerajaan Kediri merupakan salah satu kerajaan bercorak Hindu yang pernah berdiri di wilayah Jawa Timur.

Dalam catatan sejarah, Kerajaan Kediri juga disebut dengan nama Kerajaan Kadiri, Daha, dan Panjalu.

Kerajaan Kediri berpusat di Daha atau Dhanapura sekarang dikenal dengan Kota Kediri.

Sejarah Berdirinya Kerajaan Kediri

Veni Rosfenti dalam Modul Sejarah Indonesia X (2020) menyebut bahwa berdirinya Kerajaan Kediri tak lepas dari peran Raja Airlangga.

Ia membagi daerah kekuasaannya menjadi dua bagian pada tahun 963 M demi menghindari pertikaian.

Dilakukan oleh seorang Brahmana bernama Mpu Bharada, Raja Airlangga membagi wilayah Kahuripan menjadi Jenggala (Kahuripan) dan Panjalu (Kediri) yang dibatasi oleh
gunung Kawi dan sungai Brantas.

Panjalu (Kediri) kemudian diberikan kepada Sri Samarawijaya yang membangun pusat pemerintahannya di kota baru, yaitu Daha.

Melansir dari laman Kompas.com, kerajaan Kediri berdiri pada abad ke-11 (1045 M) dengan Sri Samarawijaya sebagai raja pertamanya.

Kerajaan ini berkuasa selama dua abad lamanya dan sempat mencapai puncak kejayaan di bawah pemerintahan Raja Jayabaya (1135-1159 M).

Selain daerah kekuasaannya meluas hingga ke beberapa pulau di nusantara, bahkan disebut mengalahkan pengaruh Kerajaan Sriwijaya.

Kerajaan Kediri berkembang menjadi kerajaan agraris yang sukses dengan hasil pertanian di sekitar Sungai Brantas yang melimpah.

Selain bercocok tanam, mereka juga melakukan perdagangan emas, perak, kayu cendana, rempah-rempah, dan pinang dan berperan dalam perdagangan di Asia.

Pada masa itu, berkembang pula kebudayaannya terutama di bidang sastra dengan
adanya beberapa peninggalan karya sastra dari Kerajaan Kediri yang terkenal hingga kini.

Salah satunya adalah Kitab Bharatayudha yang berisi sebuah ramalan Jayabaya atau Jangka Jayabaya.

Setelah dua abad berdiri, Kerajaan Kediri mulai melemah saat timbul perselisihan antara Raja Kertajaya dengan kaum Brahmana.

Dikutip dari Intisari, Sri Maharaja Kertajaya yang berkuasa dari 1194-1422 merupakan raja yang kejam dan mengaku bahwa dirinya adalah seorang dewa.

Kertajaya memaksa Brahmana untuk menyembahnya dan mengatakan hanya Dewa Shiwa yang bisa mengalahkannya.

Kekejaman Kertajaya membuatnya tak ragu untuk menyiksa para Brahmana yang menolak titahnya.

Para Brahmana kemudian meminta bantuan Ken Arok di Tumapel untuk menggulingkan kepemimpinan Kertajaya.

Di tangan Ken Arok, Kertajaya akhirnya terbunuh dan Tumapel berhasil menguasai Kediri.
Keberhasilan Ken Arok dari Tumapel menguasai Kediri membuatnya kemudian membangun kerajaan baru bernama Singosari.

Peninggalan Kerajaan Kediri

Berikut adalah daftar peninggalan Kerajaan Kediri baik berupa kitab, prasasti maupun candi.

- Kitab Bharatayudha karangan Mpu Tantular dan Mpu Panuluh
- Kitab Kresnayana karangan Mpu Tanakung
- Kitab Smaradahana karangan Mpu Monaguna
- Kitab Lubdaka karangan Mpu Tanakung
- Prasasti Penumbangan
Prasasti Hantang
- Prasasti Talan
- Prasasti Jepun
- Prasasti Weleri
- Prasasti Angin
- Prasasti Padlegan
- Prasasti Jaring
- Prasasti Semanding
- Prasasti Ceker
- Candi Penataran
- Candi Tondowongso
- Candi Gurah

Sumber:

kemdikbud.go.id
kompas.com
intisari.grid.id

https://surabaya.kompas.com/read/2022/01/08/202526078/kerajaan-kediri-sejarah-berdiri-masa-kejayaan-keruntuhan-dan-peninggalan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke