Salin Artikel

Kisah Hadi dan 2 Anaknya, Ditinggalkan Istri, Hidup di Gubuk Kumuh hingga Didatangi Wakil Wali Kota Surabaya

Mereka adalah Hadi Prayitno (38), ibu Hadi yang bernama Rubika dan kedua anak Hadi. Salah satu anak Hadi bahkan masih balita.

Hadi mengatakan, dirinya bersama ibu dan kedua anaknya sudah tinggal cukup lama di kawasan tersebut.

Rumah yang dihuninya saat ini, kata Hadi, sebenarnya milik salah satu saudaranya.

Di sana, ia hanya menumpang karena tidak memiliki penghasilan ntuk mengontrak rumah.

Ditinggalkan istri

Bahkan dengan kondisi yang dialaminya itu, sang istri tiba-tiba meninggalkan Hadi setelah melahirkan anak kedua.

Ia saat ini harus mengurus seorang diri kedua anaknya yang masih belia.

"Tanah yang saya tempati ini bukan milik saya. Saya di sini tinggal sama ibu dan dua anak perempuan saya," kata Hadi.


Mengamen dan memungut sampah

Hadi menceritakan, setiap hari dirinya berupaya mengumpulkan uang dengan cara mengamen.

Sedangkan ibunya, Rubika, membantu dengan cara memungut sampah.

"Jadi kalau saya dan ibu sama-sama keluar, yang jagain anak saya yang bayi, ya kakaknya," ucap Hadi.

Ia menjelaskan, anak pertama saat ini sudah kelas 4 SD. Adapun biaya kebutuhan sekolah selama ini dibantu oleh Ketua RW setempat.

"Alhamdulillah sudah dibantu sama Pak RW di sini," ucap dia.

Ia juga berterima kasih kepada Pemkot Surabaya yang telah membantu dirinya.

"Saya terima kasih sekali, semoga pelan-pelan bisa memberikan yang terbaik juga buat anak-anak saya," tutur Hadi.

Wakil Wali Kota Surabaya Armuji mengunjungi rumah salah satu keluarga di Dukuh Karangan, Kelurahan Babatan, Kecamatan Wiyung, yang tinggal digubuk tidak layak huni, Rabu (5/1/2022).

Pihak kecamatan setempat saat ini telah melakukan pendampingan termasuk pengurusan administrasi kependudukan hingga menyekolahkan putri dari Hadi Prayitno.

Saat mengunjungi rumah Hadi, Armuji sempat kaget karena dalam keluarga tersebut terdapat bayi yang tinggal di rumah tersebut.

"Loalah onok bayine, yaopo lek udan iki, isok kudanan bayine (Loh, ternyanya ada bayinya, gimana kalau hujan, bisa kehujanan bayinya)," kata Cak Ji sapaan akrab Armuji, sambil melihat kondisi rumah Hadi.


Diminta pindah ke rusun

Ia pun menawarkan kepada Hadi dan Rubika agar mereka berkenan pindah ke rumah susun milik Pemkot Surabaya.

Pasalnya, kondisi rumah sudah tidak layak ditempati, ditambah bercampur dengan sampah hasil pungutan.

"Ini tanahnya masih bermasalah, lebih baik pindah di rusun saja. Di sana lebih bersih dan nyaman," ujar Cak Ji

Cak Ji juga berjanji untuk mencarikan pekerjaan yang layak kepada Hadi.

Harapannya, taraf hidup keluarga Hadi bisa meningkat dan mampu membiayai kebutuhan hidup sehari-hari.

"Nanti Pak Hadi bekerja ya, saya carikan pekerjaan, tapi jangan pilih-pilih. Biar bisa untuk menafkahi keluarga," ucap Cak Ji.

Ia pun berterima kasih kepada pihak Kecamatan Wiyung yang telah bergerak cepat ketika mendapati terdapat warga yang perlu diintervensi.

Ia menambahkan, Pemerintah Kota Surabaya di masa kepemimpinan Eri-Armuji, telah mencanangkan agar Lurah dan Camat mampu menyelesaikan permasalahan sosial yang terjadi di wilayahnya.

"Memang harus begini. Pegawai Pemerintah Kota Surabaya adalah pelayan warga. Tadi Pak Camat saya tanya dan ternyata telah ada perhatian," kata Cak Ji.

"Sekarang kita akan pindahkan ke rusun dan carikan pekerjaan untuk keluarga tersebut. Untuk kesehatan bayinya juga diberikan perhatian khusus oleh puskesmas," tutur Cak Ji.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/01/06/054520278/kisah-hadi-dan-2-anaknya-ditinggalkan-istri-hidup-di-gubuk-kumuh-hingga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke