Salin Artikel

Menelusuri Habitat Merak Hijau di Kediri

Proyek bandara itu dibangun di kawasan Gunung Wilis, tepatnya di wilayah barat Kediri. Merak hijau yang ditemukan pekerja itu berjenis kelamin jantan dan berusia sekitar dua tahun.

Burung yang tergolong satwa dilindungi itu ditemukan para pekerja sekitar pukul 15.00 WIB.

Kepala Resor Wilayah Konservasi BKSDA Kediri David Fathurohman mengatakan, para pekerja proyek bandara langsung menyerahkan burung itu kepada BKSDA.

"Alhamdulillah masyarakat paham itu jenis burung dilindungi dan diserahkan pada tempat yang tepat," kata David dalam melalui sambungan telepon, Rabu (13/10/2021) petang.

BKSDA langsung merawat burung tersebut. Nantinya, burung dengan ciri-ciri ekor panjang berwarna-warni dan bisa mekar itu dibawa ke Surabaya.

BKSDA Kediri belum mengetahui dari mana satwa dilindungi itu berasal. BKSDA akan meninjau lokasi penemuan merak hijau itu untuk mencari tahu.

Kesaksian warga terkait habitat merak hijau di Kediri

Penemuan burung tersebut di proyek Bandara Kediri mengisyaratkan kabar tentang habitat merak di kawasan hutan pegunungan di wilayah Kediri bukan isapan jempol belaka.

Sejumlah masyarakat mengaku sempat melihat satwa dilindungi itu hidup liar di kawasan Gunung Klotok.

Gunung Klotok merupakan bagian dari gugusan pegunungan Gunung Wilis. Gunung Klotok memiliki ketinggian 536 mdpl, sedangkan Gunung Wilis 2.563 mdpl.

Sementara, Bandara Kediri dibangun di wilayah hutan di Gunung Wilis tersebut.

Wilayah Gunung Klotok biasanya menjadi arena bagi pengendara motor trail. Para pengendara ini kerap mendapati bulu merak tersebut di kawasan Gunung Klotok.

Salah satu pengendara motor trail di Kediri, Ashari mengaku pernah beberapa kali mendapati bulu merak saat berpetualang di wilayah Gunung Klotok.

"Lihat burungnya secara langsung belum pernah. Tapi kalau bulunya, sering menjumpainya. Tahun lalu juga lihat bulu itu," ujar Ashari yang juga anggota DPRD Kota Kediri ini dihubungi, Jumat (15/10/2021).

Pengalaman lebih menarik dialami seorang warga bernama Imam Mahmudi. Pria yang tinggal di dekat Gunung Klotok itu mengaku pernah beberapa kali melihat langsung merak hijau di wilayah itu.

Imam bahkan mengaku pernah menolong seekor merak yang terjebak kebakaran hutan. Saat itu, Imam sedang mencari bahan tanaman bonsai di hutan.

Dalam pencariannya itu, Imam melihat empat ekor merak. Salah satu merak terlihat terpisah dari kawanannya dan terjebak di lokasi kebakaran.


Imam lalu menghalau burung itu agar menjauh dari titik api. Menurut Imam, pengalaman berhadapan dengan merak itu tak akan pernah dilupakannya.

"Berhadapan dengan burung merak di hutan itu bikin hati berdebar. Auranya sangat kuat. Itu kejadian tahun lalu," ujar Imam Mahmudi saat ditemui di rumah sekaligus warungnya di kawasan Lebak Tumpang Kota Kediri, Jumat.

Meski mengetahui keberadaan habitat burung itu, Imam tak pernah berpikir untuk menangkapnya. Imam tahu satwa tersebut dilindungi.

"Ngeri ah. Takutnya dipenjara," lanjutnya.

Oleh karena itu, Imam sampai saat ini merahasiakan lokasi merak itu ditemukan. Ia hanya ingin burung itu lestari.

"Aku sendiri enggak suka kalau ada yang memburunya," ungkapnya.

Perlindungan Merak

Sebagai satwa dilindungi, butuh izin khusus untuk memelihara merak hijau. Hal itu diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.

Aktivis lingkungan dari Profauna, Rosek Nursahid mengatakan, perlindungan terhadap merak bersifat menyeluruh.

Artinya, bagian tubuh merak tersebut juga dilindungi secara terpisah.

"Tetap tidak diperbolehkan karena dilindungi," ujar Rosek dalam sambungan telepon, Jumat.

Kepala Konservasi Wilayah BKSDA Kediri David Fathurohman juga menyampaikan hal yang sama. Menurutnya, bentuk perlindungan satwa tersebut tidak bersifat parsial.

"Bulu, kulit, empedu, daging dan lain-lainnya termasuk dari bagian bagian satwa yang dilindungi. Peraturan masih belum membolehkan pemanfaatannya tanpa izin." ujar David.

(SUMBER: KOMPAS.com/Kontributor Kediri, M Agus Fauzul Hakim | Editor: Pythag Kurniati, Dheri Agriesta)

https://surabaya.kompas.com/read/2021/10/17/061000678/menelusuri-habitat-merak-hijau-di-kediri

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke