Salin Artikel

"Dapat Panggilan Memakamkan Jenazah Covid-19 Tengah Malam hingga Dini Hari Itu Sudah Biasa"

Fitra telah bergabung sebagai relawan pemakaman pasien Covid-19 sejak Agustus 2020. Ia merupakan anggota termuda dalam tim tersebut.

Saat bergabung sebagai relawan pemakaman pasien Covid-19 di PMI Kota Madiun, Fitra masih duduk di kelas XII SMKN 1 Kota Madiun.

Pemuda yang kini berstatus mahasiswa jurusan kesehatan masyarakat salah satu perguruan tinggi swasta di Kota Madiun itu pernah mendapat apreasiasi langsung dari Kapolres Madiun Kota AKBP Dewa Putu Made Darmawan.

Sejak tahun lalu bergabung dengan tim tersebut, Fitra telah memakamkan 200 jenazah pasien Covid-19.

Pemuda kelahiran 27 November 2002 itu mengatakan, sebagai relawan pemakaman pasien Covid-19 dirinya harus siap setiap saat.

Tak jarang, proses pemakaman bisa berlangsung hingga tengah malam.

“Dapat panggilan untuk ikut memakamkan (jenazah Covid-19) tengah malam hingga dini hari itu sudah biasa,” ujar Fitra saat berbincang dengan Kompas.com, pekan lalu.

Pengalaman unik

Hampir setahun menjadi relawan, Fitra punya beberapa pengalaman menarik selama menjalankan tugasnya. Ia pernah menjadi imam salat jenazah pasien Covid-19.

Peristiwa itu terjadi saat ia dan tim memakamkan jenazah pasien Covid-19 yang baru tiba dari Surabaya.

Keluarga pasien meminta jenazah disalatkan kembali saat tiba di Kota Madiun.

“Saat jenazah datang keluarga minta disalatkan. Kebetulan modin di sana saat itu sakit. Saya akhirnya ditunjuk untuk menggantikan peran modin untuk mengimami pelaksanaan salat jenazah sekaligus memimpin doa,” kata Fitra.


Fitra juga pernah seharian berada di tempat pemakaman karena menunggu kedatangan jenazah.

“Terkadang kami harus tidur di makam, selama satu hari full. Dari pagi sampai pagi kami menunggu kedatangan jenazah dan menunggu orang menggali kuburan,” ujar Fitra.

Bergabung karena rasa prihatin

Fitra mengaku bergabung sebagai relawan karena tergerak melihat para relawan bekerja memakamkan pasien Covid-19.

Ia merasa prihatin dengan kasus Covid-19 yang terus meningkat dari hari ke hari.

“Saya bergabung itu bukan paksaan. Tapi hati saya tergerak karena prihatin banyaknya orang terkena covid-19 hingga meninggal dunia,” ujar Fitra.

Fitra bersyukur selalu mendapat dukungan selama bertugas sebagai relawan pemakaman jenazah. Keluarga dan warga di sekitar rumahnya juga tak menghindarinya.

Pasalnya, sebelum pulang ke rumah, Fitra menjalani sterilisasi di kantor agar tidak tertular Covid-19.

Putra semata wayang pasangan Agus Riyadi dan Sri Widayati ini selalu didukung keluarga.


Meski sudah memakamkan 200 jenazah pasien Covid-19, Fitra tak khawatir tertular Covid-19. Selama menjalankan tugas, Fitra selalu menerapkan protokol kesehatan ketat.

Fitra memiliki tips khusus untuk terhindari dari Covid-19. Ia selalu rajin menjaga iman dan imun.

“Untuk jaga imun harus rajin olahraga, minum vitamin dan makanan bergizi. Sementara jaga iman harus rajin beribadah dan berdoa. Dan alhamdulillah saat ini saya masih diberikan kesehatan dan kekuatan menjadi relawan,”kata Fitra.

Selama menjadi relawan, Fitra banyak mendapatkan hikmah hidup.

Selain bertambah banyak teman, Fitra merasa bersyukur diberikan kesempatan umur panjang sehingga bisa berbuat amal baik untuk bekal di akhirat kelak.

(KOMPAS.com/Muhlis Al Alawi)

https://surabaya.kompas.com/read/2021/06/29/121048878/dapat-panggilan-memakamkan-jenazah-covid-19-tengah-malam-hingga-dini-hari

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke