Salin Artikel

Cerita Purwati Hadapi Warga yang Tolak Vaksin di Bangkalan: Ada yang Bilang "Saya Sehat Bu, Tidak Mau Divaksin"

Menurutnya, masih ada masyarakat yang enggan menerima suntikan vaksin Covid-19, khususnya di perdesaan.

Meski telah diberi tahu tentang manfaat vaksin, kata dia, masyarakat selalu punya alasan agar tak divaksin.

“Ada yang bilang, tidak bu, saya sehat, tidak mau divaksin,” tutur Purwanti menirukan jawaban salah satu warga saat berbincang dengan Kompas.com lewat telepon, Kamis (10/6/2021).

Menurutnya, tenaga medis Puskesmas Jaddih bertanggung jawab melakukan vaksinasi terhadap 1.000 orang.

Perempuan yang akrab disapa Pur itu bersama anak buahnya harus bekerja ekstra untuk mencapai target tersebut. Apalagi, dengan adanya lonjakan kasus Covid-19 di Bangkalan.

"Hari ini hari pertama kita melakukan vaksin pada tahap dua (sasaran sektor pelayanan). Kebetulan di Puskemas Jaddih ini karena tempatnya di perdesaan sasarannya banyak. Dan capaiannya masih sedikit. Terutama di pelayan pasar, pelayanan toko, pedagang pasar masih sedikit," kata dia.

Untuk mencapai target 1.000 orang, Pur dan anak buahnya harus menyuntik minimal 100 orang dalam seminggu. Jadwal vaksinasi di puskesmas yang hanya berlangsung dua hari, Selasa dan Rabu, juga jadi salah satu tantangan.

Untuk memaksimalkan vaksinasi, Pur memanfaatkan media sosial untuk membagikan informasi kepada masyarakat.

Ia juga menyebar informasi melalui pesan WhatsApp dan memasang banner saat setiap kegiatan.

Selain itu, Pur juga menggandeng tokoh masyarakat, adat, agama, dan pemuda, di tingkat desa. Tenaga kesehatan di tingkat desa juga dilibatkan.

"Selama ini ada kader kesehatan yang kita vaksin pertama, tokoh masyarakat, tokoh adat. Di tahap dua ini (pelayanan) kami selalu melibatkan semua elemen dalam memberikan pemahaman terkait vaksin ini, dan pendekatan yang lainnya kita lewat ibu-ibu bidan desa, kita harus memberikan pencerahan dan edukasi bahwa vaksin ini perlu," kata Pur.


Pur mengaku tak lelah menyukseskan program pemerintah tersebut. Pur menilai, rasa takut yang dialami masyarakat merupakan hal yang wajar.

"Tidak ada pilihan lain kecuali memberikan pengertian dan pemahaman bahwa vaksin sangat penting. Dan yakin optimis tuntas tahap dua ini," kata dia.

Warga perdesaan masih takut vaksin

Kepala dinas Kesehatan Bangkalan Sudiyo mengatakan, warga yang masih takut disuntik vaksin itu umumnya berasal dari wilayah perdesaan.

"Kalau area perkotaan sudah selesai terkait persoalan pemahaman vaksin ini. Hanya saja di desa masih sering terjadi," kata Yoyok saat dihubungi via telepon selulernya, Kamis.

Yoyok meminta tenaga medis di tingkat puskesmas membuka komunikasi dengan seluruh elemen masyarakat. Para tenaga medis diminta melakukan pendekatan yang bersifat humanis.

Yoyok menambahkan, vaksinasi terhadap tenaga medis di Bangkalan sudah mencapai 100 persen untuk dosis pertama dan kedua.

Sementara pelayan publik tahap dua, baru 22.000 orang dari target 39.000 untuk dosis pertama. Sementara dosis kedua baru 18 persen.

Sedangkan vaksinasi tahap tiga untuk lansia baru rampung 3 persen untuk dosis pertama dan 1,4 persen untuk dosis kedua.

Yoyok optimistis menuntaskan target vaksinasi. Namun, Pemkab Bangkalan sedang fokus menangani Covid-19 yang meningkat dalam beberapa pekan terakhir.

"Sekarang memang kami dan nakes semua masih fokus menangani kasus Covid-19 ini, Tapi saya yakin, kita sekarang masih punya stok vaksin 10.000 untuk dosis pertama dan duanya," jelas Yoyok.

(KOMPAS.com/Kontributor Surabaya, Muchlis)

https://surabaya.kompas.com/read/2021/06/10/200538478/cerita-purwati-hadapi-warga-yang-tolak-vaksin-di-bangkalan-ada-yang-bilang

Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke