Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fenomena "Anies Bubble", Pakar Ungkap soal Kekuatan Netizen dalam Politik

Kompas.com - 05/01/2024, 06:56 WIB
Andhi Dwi Setiawan,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Pakar politik menilai munculnya akun Twitter @aniesbubble membuat kampanye tidak lagi monoton namun pengaruh akun tersebut dirasa masih belum signifikan untuk Pilpres 2024.

Diketahui, akun @aniesbubble meramaikan Twitter dengan unggahan sejumlah aktivitas calon presiden (capres) nomor urut 1, Anies Baswedan, dalam beberapa hari terakhir.

Baca juga: Pengamat Politik Undip: Munculnya “Anies Bubble” Geser Tren Prabowo Gemoy

Akun dengan pengikut 107.590 tersebut, selalu menyertakan cuitan dengan bahasa Korea ketika mengunggah aktivitas Anies, yakni mulai kegiatan 'Desak Anies' hingga live di media sosial TikTok. 

Pakar Politik Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Surokim Abdussalam mengatakan, partisipasi netizen dalam pemilihan umum (Pemilu) tidak hanya terjadi di tahun ini.

"Seingat saya partisipasi netizen mulai muncul dan meluas saat Pak Joko Widodo ikut running Pilgub (Pilihan Gubernur) DKI (Jakarta)," kata Surokim, ketika dihubungi melalui pesan, Kamis (4/1/2024).

Baca juga: Enggan Ikuti Anies dan Mahfud, TKN: Belum Ada Urgensi Prabowo Live TikTok

"Mulai dari fenomena flashmob dan tren baju kotak-kotak yang kemudian diikuti netizen. Saya pikir itu cikal bakal kekuatan netizen mulai diperhitungkan dalam kancah politik," tambahnya.

Sedangkan, kata Surokim, dibuatnya @aniesbubble yang basis fans Kpop tersebut berdampak positif. Sebab, para pemilih muda secara sadar berpartisipasi dalam agenda politik.

"Ada kreativitas dan kebaharuan, agar dinamika kampanye tidak monoton dan bisa meluaskan dukungan dari gen Z dalam partisipasi politik," jelasnya.

Surokim menyebut, @aniesbubble juga membantu memperkenalkan program yang ditawarkan, Anies dan pasanganya Muhaimin Iskandar (Cak Imin) kepada generasi Z melalui media sosial.

"Partisipasi netizen di era sekarang terkadang jauh lebih kuat dan powerfull, karena dirasa lebih alami dan genuine (asli)," ujarnya.

Oleh karena itu, Surokim mengungkapkan, paslon lainya sudah seharusnya memperhitungkan kehadiran akun itu. 

"Bisa jadi fenomena itu mulai menguat di udara (medsos) di kalangan gen Z dan memang harus diperhitungkan. Tapi menurut saya masih butuh penguatan untuk ekspansi dalam bentuk aksi kongkret," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Surabaya
Alasan Warga Banyuwangi Bacok Tetangganya Saat Tahlilan

Alasan Warga Banyuwangi Bacok Tetangganya Saat Tahlilan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Surabaya
PKB dan Nasdem Merapat ke Prabowo-Gibran, Zulhas: Tidak Masalah

PKB dan Nasdem Merapat ke Prabowo-Gibran, Zulhas: Tidak Masalah

Surabaya
Suami di Gresik Paksa Istri yang Bawa Anak Balita untuk Mencuri

Suami di Gresik Paksa Istri yang Bawa Anak Balita untuk Mencuri

Surabaya
3 Partai Akan Menyusul Dukung Khofifah di Pilkada Jatim 2024

3 Partai Akan Menyusul Dukung Khofifah di Pilkada Jatim 2024

Surabaya
Mantan Bupati Pamekasan Kholilurrahman Nyatakan Siap Maju di Pilkada 2024

Mantan Bupati Pamekasan Kholilurrahman Nyatakan Siap Maju di Pilkada 2024

Surabaya
Polisi Gagalkan Pengiriman 40 Kg Sabu ke Surabaya dengan Modus Mudik

Polisi Gagalkan Pengiriman 40 Kg Sabu ke Surabaya dengan Modus Mudik

Surabaya
Presiden Jokowi Serahkan 10.323 Sertifikat Tanah Elektronik di Banyuwangi

Presiden Jokowi Serahkan 10.323 Sertifikat Tanah Elektronik di Banyuwangi

Surabaya
Usai Bunuh Sang Istri, Kakek 64 Tahun di Tuban Meninggal karena Sakit Ginjal

Usai Bunuh Sang Istri, Kakek 64 Tahun di Tuban Meninggal karena Sakit Ginjal

Surabaya
Buang Limbah ke Sungai, Usaha Pembuatan Tahu di Ngawi Ditutup Sementara

Buang Limbah ke Sungai, Usaha Pembuatan Tahu di Ngawi Ditutup Sementara

Surabaya
Cerita Suami Istri di Magetan Dilantik Jadi P3K setelah 10 Kali Gagal Tes CPNS

Cerita Suami Istri di Magetan Dilantik Jadi P3K setelah 10 Kali Gagal Tes CPNS

Surabaya
Serahkan Sertifikat Tanah di Banyuwangi, AHY Disambut Lagu 'Selamat Tinggal Masa Lalu'

Serahkan Sertifikat Tanah di Banyuwangi, AHY Disambut Lagu "Selamat Tinggal Masa Lalu"

Surabaya
Pria di Lamongan Diamankan atas Dugaan Penipuan Jasa Foto Pernikahan

Pria di Lamongan Diamankan atas Dugaan Penipuan Jasa Foto Pernikahan

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com