Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Kebakaran Hutan, TN Alas Purwo Perketat Pengawasan Pengunjung

Kompas.com - 17/09/2023, 21:07 WIB
Rizki Alfian Restiawan,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Taman Nasional Alas Purwo (TNAP) Banyuwangi, Jawa Timur, melakukan pengetatan pengawasan terhadap pengunjung yang masuk di wilayah tersebut.

Hal itu dilakukan sebagai bagian dari upaya TNAP untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan yang belakangan terjadi di berbagai wilayah Indonesia.

Baca juga: 6 Fakta TPA Putri Cempo Solo, dari Sejarah hingga Tragedi Kebakaran

"Kami lakukan sosialisasi dan imbauan kepada pengunjung untuk tidak melakukan aktivitas yang dapat memicu karhutla," Kepala Balai TNAP Banyuwangi, Novita Kusuma Wardani, kepada Kompas.com, Minggu (17/9/2023).

Selain sosialisasi, petugas juga melakukan pengecekan random barang bawaan pengunjung dan pengecekan rutin sarana prasarana pengendalian kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

"Kami juga lakukan pemeliharaan sekat bakar dan pembakaran terkendali," ungkap Novita.

Menurut Novita, saat ini Indonesia masuk dalam masa rawan kebakaran. Sejumlah kawasan seperti TN Bromo Tengger Semeru, Gunung Arjuno, dan beberapa wilayah Jawa Timur lainnya mengalami terbakar.

"Maka, kita perlu sinergi dengan berbagai pihak untuk mencegah terjadinya karhutla, baik dari TNAP, Perhutani, TNI, Polri, Pemkab Banyuwangi dan masyarakat," ujar Novita.

Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, UPT Kementerian LHK diminta aktif dalam mitigasi karhutla. Dan tidak menunggu api membesar.

"Oleh sebab itu, kita berusaha bekerja seoptimal mungkin untuk mencegah kebakaran hutan dan melaksanakan pesan Menteri LHK," tuturnya.

Menurut peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), kata Novita, El nino yang terjadi di Indonesia tahun ini diprediksi akan menjadi salah satu yang terkuat dan dapat memicu karhutla.

"Puncak musim kemarau diprediksi pada bulan September, sehingga perlu diwaspadai terjadinya karhutla," terang Novita.

TNAP mengajak masyarakat untuk saling menjaga hutan. Terlebih yang terimbas akibat el-nino.

"Karena ada potensi segitiga api, cuaca yang panas, kadar oksigen di udara serta bahan bakar berupa seresah dan tumbuhan bawah yang mengering atau menumpuk," ujar Novita.

Baca juga: Diancam Dipolisikan Kuasa Hukum Tersangka Kebakaran Bromo, TNBTS: Biar Hukum yang Berjalan

Sementara itu Kepala KPH/Administratur Perhutani KPH Banyuwangi Selatan, Wahyu Dwi Hadmojo mengatakan, patroli bersama pencegahan kebakaran hutan itu dilakukan pada lokasi rawan.

"Patroli dibagi dalam 5 tim pada lokasi Gunung Kunci dan Curah Jero (Resor PTN Rowobendo), Curah Kembang, Blimbingan (Resor PTN Kucur) dan Kayu Aking (Resor PTN Sembulungan) serta wilayah KPH Banyuwangi Selatan," ucap Wahyu.

Dalam patroli tersebut, melibatkan 56 orang dari TNAP dan 25 orang dari KPH Banyuwangi Selatan, dua orang dari Polsek Tegaldlimo yang terdiri dari petugas Masyarakat Mitra Polhut (MMP) TNAP, Masyarakat Peduli Api (MPA) TNAP dan LMDH Perhutani.

Sampai akhir Agustus, Kementerian LHK mencatat luas karhutla di Jawa Timur seluas 18.780,94 Ha yang sebagian besarnya terjadi pada area hutan.

Sesuai dengan data yang disampaikan Menteri LHK dalam rapat dengan Komisi IV DPR RI, bahwa masa rawan puncak titik api antara 6-16 September 2023.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kiai Zubair Muntashor, Cicit Syaikhona Kholil Bangkalan, Wafat

Kiai Zubair Muntashor, Cicit Syaikhona Kholil Bangkalan, Wafat

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Surabaya
Remaja Hanyut Bersama Motor, Jasad Ditemukan 30 Km dari Titik Kejadian

Remaja Hanyut Bersama Motor, Jasad Ditemukan 30 Km dari Titik Kejadian

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Gempa Garut M 6.5, Guncangan Terasa Kuat di Trenggalek

Gempa Garut M 6.5, Guncangan Terasa Kuat di Trenggalek

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Upaya Gadis asal Gresik Perjuangkan Indonesia dan ASEAN Bebas Sampah Plastik

Upaya Gadis asal Gresik Perjuangkan Indonesia dan ASEAN Bebas Sampah Plastik

Surabaya
Pengakuan Adik Via Vallen soal Penggelapan Sepeda Motor

Pengakuan Adik Via Vallen soal Penggelapan Sepeda Motor

Surabaya
Remaja di Tuban Gemar Lecehkan Payudara di Jalanan untuk Fantasi Seks

Remaja di Tuban Gemar Lecehkan Payudara di Jalanan untuk Fantasi Seks

Surabaya
Perempuan di Surabaya Tertabrak Kereta Usai Kunjungi Tetangga

Perempuan di Surabaya Tertabrak Kereta Usai Kunjungi Tetangga

Surabaya
Teten Masduki Dorong PLUT di Seluruh Indonesia Lebih Produktif

Teten Masduki Dorong PLUT di Seluruh Indonesia Lebih Produktif

Surabaya
Sepeda Motor Korban Tawuran hingga Tewas di Surabaya Hilang

Sepeda Motor Korban Tawuran hingga Tewas di Surabaya Hilang

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com