Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkab Nganjuk Larang Pengunjung Mandi di Bawah Air Terjun Sedudo, jika Nekat Wajib Buat Surat Pernyataan

Kompas.com - 01/03/2023, 19:38 WIB
Usman Hadi ,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

NGANJUK, KOMPAS.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nganjuk mengimbau wisatawan tidak mandi di bawah Air Terjun Sedudo menyusul tewasnya seorang wisatawan karena tertimpa longsoran pohon yang ambrol.

Jika ada pengunjung yang nekat mandi di bawah guyuran Air Terjun Sedudo, maka mereka diminta menandatangani surat pernyataan.

Adapun Air Terjun Sedudo merupakan salah satu destinasi wisata di kawasan puncak Gunung Wilis, tepatnya di Desa Ngliman, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.

Baca juga: Wisatawan Tewas Tertimpa Longsoran Pohon di Air Terjun Sedudo, Keluarga Menolak Otopsi

“Jadi begini, kan kadang-kadang itu ada orang yang keyakinannya luar biasa (untuk) mandi di bawah air terjunnya,” ujar Kabid PDTDP Disporabudpar Kabupaten Nganjuk, Amin Fuadi, Rabu (1/3/2023).

“Nah ini yang kadang-kadang merepotkan kami juga. Untuk yang seperti itu biasanya kami pilihkan waktu tersendiri, dan itupun harus segera, tidak boleh lama-lama (mandi), dan itu harus ngisi surat pernyataan,” lanjutnya.

Surat pernyataan yang dimaksud Amin yakni yang bersangkutan harus menanggung risiko sendiri apabila terjadi sesuatu yang tak diinginkan.

“Ya menanggung risiko apa pun yang terjadi,” sebutnya.

Baca juga: Kronologi Wisatawan Tewas Tertimpa Longsor di Air Terjun Sedudo Nganjuk

Kerap jadi lokasi ritual

Selama ini Air Terjun Sedudo memang kerap dipakai sebagai tempat ritual kalangan tertentu.

Di antara ritual yang terkenal yakni prosesi Siraman Sedudo, yang dilangsungkan pada bulan Asyura atau Sura.

Selain itu, sebagian warga juga kerap menggelar doa di kawasan Air Terjun Sedudo.

“Kalau ritual biasa di antaranya berdoa, bakar (kemenyan). Sudah kita siapkan tempat yang di gazebo, itu ada di situ. Tetapi ada yang memang kadang-kadang ritualnya itu harus mandi,” papar Amin.

“Tapi kami pokoknya berusaha tidak boleh (mandi di bawah guyuran Air Terjun Sedudo), sementara berusaha untuk tidak boleh,” sambung dia.

Kepercayaan warga

Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Nganjuk, Marhaen Djumadi, mengatakan memang ada keyakinan di masyarakat yang menyebut Air Terjun Sedudo bisa membuat seseorang awet muda.

“Iya, memang di situ kan punya image bahwa mandi di situ awet muda. Namun demikian kan tetap harus dijaga keselamatan,” ujar pria yang akrab disapa Kang Marhaen itu.

Kendati demikian, Kang Marhaen meminta segenap masyarakat dan pengunjung dapat menaati aturan yang dibuat pemerintah. Hal itu, kata dia, tak lain untuk keselamatan bersama.

“Maka saya imbau sekali lagi, mandilah yang agak jauh, kan sama-sama mandi,” pintanya.

Sebelumnya Agus Setiawan (49), wisatawan asal Kabupaten Sumenep, Jawa Timur tewas karena tertimpa longsoran pohon yang ambrol dari atas Air Terjun Sedudo, Selasa (14/2/2023) lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Surabaya
Perselingkuhan Istri Kades dengan Sekdes di Tuban yang Berujung Maut

Perselingkuhan Istri Kades dengan Sekdes di Tuban yang Berujung Maut

Surabaya
Paskah, Gereja Katolik Katedral Surabaya Siapkan Kuota 5.000 Jemaat

Paskah, Gereja Katolik Katedral Surabaya Siapkan Kuota 5.000 Jemaat

Surabaya
Penyebab Sekjen PDI-P Hasto Dilaporkan ke Polresta Banyuwangi

Penyebab Sekjen PDI-P Hasto Dilaporkan ke Polresta Banyuwangi

Surabaya
Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Lamongan untuk Lebaran 2024

Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Lamongan untuk Lebaran 2024

Surabaya
Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas, Warga Diminta Tak Beraktivitas di Besuk Kobokan

Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas, Warga Diminta Tak Beraktivitas di Besuk Kobokan

Surabaya
Pakar Pendidikan Nilai Kampus Sebenarnya Bisa Antisipasi TPPO Modus 'Ferienjob'

Pakar Pendidikan Nilai Kampus Sebenarnya Bisa Antisipasi TPPO Modus "Ferienjob"

Surabaya
Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Mojokerto untuk Lebaran 2024

Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Mojokerto untuk Lebaran 2024

Surabaya
Kasus Pembunuhan Sekdes di Tuban, dalam Sidang, Istri Pelaku Akui Selingkuh dengan Korban

Kasus Pembunuhan Sekdes di Tuban, dalam Sidang, Istri Pelaku Akui Selingkuh dengan Korban

Surabaya
Harga Daging Sapi di Banyuwangi Stabil Jelang Lebaran 2024

Harga Daging Sapi di Banyuwangi Stabil Jelang Lebaran 2024

Surabaya
Polisi Trenggalek Sita Pikap Ronda Sahur dan Akan Kembalikan usai Lebaran

Polisi Trenggalek Sita Pikap Ronda Sahur dan Akan Kembalikan usai Lebaran

Surabaya
Stigma Ganda Ibu Tunggal di Balik Kisah Pemuda Autis Sendirian Temani Jasad Ibunda Berhari-hari

Stigma Ganda Ibu Tunggal di Balik Kisah Pemuda Autis Sendirian Temani Jasad Ibunda Berhari-hari

Surabaya
Ribuan Warga di Malang Antre Tukar Uang, Ada yang dari Pukul 4 Subuh

Ribuan Warga di Malang Antre Tukar Uang, Ada yang dari Pukul 4 Subuh

Surabaya
Produksi Beras di Madiun Meningkat, Triwulan Pertama Capai 41.815 Ton

Produksi Beras di Madiun Meningkat, Triwulan Pertama Capai 41.815 Ton

Surabaya
Titik Rawan Macet 38 Kabupaten Kota di Jatim 2024 Versi Polda

Titik Rawan Macet 38 Kabupaten Kota di Jatim 2024 Versi Polda

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com