Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Anak Napiter, Sejak Kecil Mengaku Tak Pernah Rasakan Bangku Sekolah Formal

Kompas.com - 27/02/2023, 15:19 WIB
Hamzah Arfah,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

LAMONGAN, KOMPAS.com - F (19), salah seorang anak narapidana terorisme (napiter) mengaku belum pernah merasakan dunia pendidikan formal.

Sejak kecil hingga saat ini, F lebih banyak merasakan dunia pendidikan di pondok pesantren setelah sang ayah tersandung kasus terorisme dan pembunuhan terhadap anggota kepolisian saat konflik Ambon pada 1999-2004.

Ayah F sampai saat ini masih menjalani hukuman di Lapas Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.

Baca juga: Cerita Eks Napiter di Dompu, Anaknya Sempat Ditolak Sekolah, Kini Hidup Rukun Berdampingan dengan Warga

Berpindah-pindah pesantren

F kecil hingga dewasa, harus beberapa kali berpindah pesantren, tanpa pernah merasakan bangku sekolah formal layaknya anak-anak lain yang menimba ilmu di Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA).

Kini, pendidikan F dibantu oleh eks napi teroris yang gencar melakukan deradikalisasi, Ali Fauzi bersama Yayasan Lingkar Perdamaian (YLP).

“Terakhir berkunjung itu 2020 di Lapas Nusakambangan. Pertama kali kunjungi ayah itu di Lapas Porong, saat masih kecil. Vonis seumur hidup, kasus penembakan sembilan Brimob di Seram, Maluku. Itu saya masih kecil sekitar 2,5 tahun. Habis di Lapas Porong, saya pas masih di pondok dapat kabar, ayah dipindah ke Lapas Madiun dan sekarang di Nusakambangan,” ujar F saat ditemui Kompas.com di Kantor YLP di Kecamatan Solokuro, Lamongan, Kamis (23/2/2023).

Baca juga: Jelang Natal dan Tahun Baru, Eks Napiter yang Berdomisili di Sleman Dipantau

Ketika ayahnya dipindah ke Lapas Madiun, F mendapat kabar bahwa ibu dan juga adik-adiknya mengikuti dengan menetap di sekitaran Madiun.

Sementara F baru berkesempatan mengunjungi ayahnya di Lapas Madiun saat momen bulan Ramadhan dan Idulfitri, ketika mendapat libur dari pesantren.

“Saya mulai umur 5 tahun di pondok sampai sekarang, enggak pernah sekolah umum (formal). Pertama kali mondok di Madura, terus pindah ke pesantren di Malang juga tahfidz. Sempat kembali mondok di Madura, kemudian ngajar di Tangerang. Baru kemudian di sini dengan Ustad Ali, sejak delapan bulan lalu. Kembali mondok sambil belajar kejuruan,” tutur F.

Baca juga: Satu Napiter Kembali Dinyatakan Bebas Bersyarat dari Lapas Lamongan

Ali Fauzi bersama YLP, membantu F untuk mendapat pendidikan layak di pesantren yang terletak di Kecamatan Solokuro, Lamongan.

“Sebelumnya saya sudah mengajar, terus karena saya ingin dalamin Bahasa Arab, ada rekomendasi ke pesantren saat ini. Alhamdulillah dibantu oleh Ustad Ali, baik untuk biaya dan lain-lain. Dari SPP, uang jajan, peralatan belajar, semua dari Ustad Ali Fauzi. Sampai laptop, buat ngetik tugas akhir itu dari Ustad Ali,” kata F.

Baca juga: Ada 11 Napi Teroris di Banten, 3 Sudah Ikrar Setia ke NKRI

Perlakuan baik

F mengaku, kendati berstatus sebagai anak napiter, namun dirinya selama ini tetap mendapat perlakuan baik dari lingkungan pondok pesantren tempat dirinya menimba ilmu saat ini.

“Selama ini saya netral saja, enggak kasih tahu siapa saya. Tapi kadang ada juga yang nanya, kemudian ya saya kasih tahu. Enggak ada (perlakuan diskriminatif), sebab di pondok semua sama, enggak pakai urus itu,” ucap Faruq.

“Saya juga pernah diajari sama Umi, ketika ada orang enggak suka dengan kita, jangan balas. Tidak boleh dendam,” sambungnya.

Baca juga: Cegah Kembali Terpapar, Napi Teroris di Padang Diberi Bantuan Modal Rp 3 Juta

F sendiri bakal menyelesaikan pendidikan kejuruan yang tengah ditempuh di pesantren dalam beberapa bulan ke depan. Dia saat ini sedang memasuki tahap tugas akhir.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

978 Pekerja Jasa Transportasi di Kota Batu Terima Insentif Ramadhan Rp 600.000

978 Pekerja Jasa Transportasi di Kota Batu Terima Insentif Ramadhan Rp 600.000

Surabaya
Kasus DBD di Kabupaten Malang Meningkat Capai 905 Orang, 10 di Antaranya Meninggal

Kasus DBD di Kabupaten Malang Meningkat Capai 905 Orang, 10 di Antaranya Meninggal

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Sedang

Surabaya
Bertengkar dengan Istri, Ayah di Situbondo Aniaya Balitanya

Bertengkar dengan Istri, Ayah di Situbondo Aniaya Balitanya

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Surabaya
Perselingkuhan Istri Kades dengan Sekdes di Tuban yang Berujung Maut

Perselingkuhan Istri Kades dengan Sekdes di Tuban yang Berujung Maut

Surabaya
Paskah, Gereja Katolik Katedral Surabaya Siapkan Kuota 5.000 Jemaat

Paskah, Gereja Katolik Katedral Surabaya Siapkan Kuota 5.000 Jemaat

Surabaya
Penyebab Sekjen PDI-P Hasto Dilaporkan ke Polresta Banyuwangi

Penyebab Sekjen PDI-P Hasto Dilaporkan ke Polresta Banyuwangi

Surabaya
Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Lamongan untuk Lebaran 2024

Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Lamongan untuk Lebaran 2024

Surabaya
Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas, Warga Diminta Tak Beraktivitas di Besuk Kobokan

Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas, Warga Diminta Tak Beraktivitas di Besuk Kobokan

Surabaya
Pakar Pendidikan Nilai Kampus Sebenarnya Bisa Antisipasi TPPO Modus 'Ferienjob'

Pakar Pendidikan Nilai Kampus Sebenarnya Bisa Antisipasi TPPO Modus "Ferienjob"

Surabaya
Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Mojokerto untuk Lebaran 2024

Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Mojokerto untuk Lebaran 2024

Surabaya
Kasus Pembunuhan Sekdes di Tuban, dalam Sidang, Istri Pelaku Akui Selingkuh dengan Korban

Kasus Pembunuhan Sekdes di Tuban, dalam Sidang, Istri Pelaku Akui Selingkuh dengan Korban

Surabaya
Harga Daging Sapi di Banyuwangi Stabil Jelang Lebaran 2024

Harga Daging Sapi di Banyuwangi Stabil Jelang Lebaran 2024

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com